SLEMAN – Sebagai salah satu upaya mendorong mahasiswa asal Papua bisa berkontribusi di daerah asalnya, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNas) Jogjakarta bersama Ikatan Mahasiswa Tanah Papua (IMTP) STTNas menggelar talkshow “Totalitas Papua untuk Memimpin”. Dalam acara yang diadakan di kampus STTNas, Babarsari, (27/7) ini, penyelenggara menghadirkan tiga pembicara yang sudah berpengalaman di dunia kerja, bahkan menempati jabatan tinggi di perusahaan pertambangan di Papua.
“Kami diundang STTNas yang sudah memberikan kontribusi di Papua dalam hal ini Freeport. Banyak alumni yang bekerja di sana. Oleh sebab itu kami merasa penting untuk hadir memberikan informasi dan motivasi tentang dunia kerja di Papua ini, apa yang perlu disiapkan, tantangannya bagaimana, dan kesempatan yang ada seperti apa,” jelas Vice President PAD PT Freeport Indonesia Frans Pigome, salah seorang pembicara dalam talkshow ini.
Di hadapan puluhan mahasiswa STTNas asal Papua, Frans memaparkan tentang transformasi mahasiswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja. Sebelum bekerja di Papua, ia telah lama tinggal dan bekerja di Amerika selama 10 tahun, dan kembali ke tanah kelahiran untuk ikut berkontribusi memajukan daerahnya.
Menurutnya, ada tiga hal yang harus dimiliki calon lulusan sebelum memasuki dunia kerja maupun menjadi pemimpin di masa depan. Pertama adalah self awareness atau kesadaran diri.
“Sebagai manusia yang berpendidikan dan bermoral, kalian harus mempunyai kesadaran diri, apa yang menjadi tujuan kalian. Harus sadar untuk tidak menyerah sampai ke tujuan tersebut. Harus sadar diri juga terhadap nilai-nilai baik yang dibawa dari keluarga masing-masing dan orang tua. Jangan terlalu banyak alasan jika ingin maju,” tutur Frans memberikan motivasi.
Point kedua yang disampaikan Frans adalah soal kesempatan. Ia berpesan ketika mahasiswa mempunyai kesempatan harus bisa digunakan sebaik mungkin. Harus punya keinginan yang kuat. Ketika kedua hal itu disatukan, para mahasiswa bisa mengubah dunia.
“Yang terakhir adalah teliti. Sebagai calon pemimpin yang akan membawa perubahan di daerahnya, kalian harus teliti. Teliti terhadap apa yang dikerjakan agar bisa menghadapi tantangan di dunia kerja sesungguhnya,” katanya.
Frans berharap semoga ke depannya STTNas yang selalu berkontribusi dalam mencetak lulusan bidang teknologi, bisa membangun komunikasi dengan perusahaan-perusahaan terkait di Papua, kemudian juga bisa menyuplai daerahnya.
Ketua STTNas Jogja Ircham mengatakan, melalui talkshow ini ia berharap mahasiswanya dapat memetik ilmu dan pengalaman dari para narasumber yang jauh-jauh datang dari Papua. “Kalian bisa belajar apa yang harus disiapkan setelah lulus dari beliau-beliau ini. Waktu belajar kalian sebagai mahasiswa sangat terbatas, hanya 4-5 tahun. Jadi kalian harus bisa memanfaatkan peluang sebaik mungkin untuk modal meningkatkan daya saing,” jelasnya saat memberi kata sambutan.
Dalam kesempatan ini juga hadir pembicara kedua Kerry Yarangga, (Manager External Affairs PT Freeport Indonesia) yang menyampaikan topik “Meningkatkan Kualitas Diri untuk Membangun Papua” , serta pembicara ketiga Denny R Imbenay (Field HR and IT Sr Supervisor RH Petrogas Basin Ltd) yang memaparkan tentang “Self Management”. (ita/laz/mg1)