ATURAN dan norma hidup berbangsa sudah lengkap terkandung pada lima sila Pancasila. Pancasila saling berkaitan dan bisa digunakan dalam aspek apapun di kehidupan masyarakat.

Setiap sila punya makna mendalam. Begitu juga dengan hubungan masing-masing sila itu. Memahami dan mengimplementasikan Pancasila tentu tak lepas dari proses dan dinamika individu maupun kelompok masyarakat. Termasuk generasi muda yang punya cara sendiri memaknai Pancasila.
Ketua OSIS SMAN 1 Jogja Daffa Ihza mengatakan generasi muda memiliki kesadaran selalu memaknai Pancasila. Misalnya dalam skala paling kecil, yakni dalam proses organisasi maupun belajar kelompok, diskusi adalah hal mutlak yang selalu dilakukan.

“Anak muda tentu punya cara memaknai Pancasila. Mungkin belum signifikan, karena kami masih terus belajar. Contoh paling mudah adalah diskusi. Musyawarah buat kami adalah hal mutlak,” ujar Daffa.
Menurut dia sebagai Kota Pelajar, Jogja penuh tempat nongkrong. Tidak semua proses berkumpul dan ngobrol sekadar omong kosong. Tapi sering terjadi pertukaran pendapat, hingga penentuan keputusan. Hal tersebut sesuai dengan sila keempat yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

“Memaknai Pancasila tidak harus menunjukkan sikap kaku. Bisa memaknainya dengan santai. Yang penting jangan kehilangan esensinya. Selalu teguh berpegang pada Pancasila sebagai dasar hidup,” kata Daffa.
Dia mengimbau anak muda menyadari Pancasila adalah paket lengkap mengarungi hidup. Belajar soal negara lain boleh, tapi tidak kehilangan identitas sebagai bangsa sendiri.
“Kalau sedang bingung dengan hidup, mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah, ingat Pancasila. Di dalamnya lengkap terkandung nilai-nilai buat anak muda mengarungi kehidupan,” kata Daffa. (*/ata/iwa/mg1)