MAGELANG – Saat ini sudah tidak ada lagi penutupan Dancing Fountain atau air mancur menari di Alun-alun Kota Magelang. Tetapi saat reses anggota DPRD Kota Magelang, sejumlah masyarakat menanyakan persoalan itu kepada wakil rakyatnya. Misalnya yang dialami anggota dewan H Sallafudin di RM New Kebon Tebu.

“Kenapa air mancur yang bisa menari kok akhir-akhir ini malah ditutup?,” tanya Supriyadi, warga Bojong, Jurangombo Selatan, Magelang Selatan, kemarin. Ia meminta tidak perlu ada tambahan anggaran lagi untuk penyempurnaan air mancur menari itu.

Bahkan dia menyarankan agar anggarannya bisa digunakan untuk sasaran lain. Salah satunya penerapan pendidikan gratis. “Pertama air mancur menari awalnya sangat bagus. Tetapi ternyata lama-lama ya biasa saja. Lebih baik anggarannya untuk sasaran lain atau pendidikan gratis saja,” pintanya.
Terkait masalah air mancur menari, Sallafudin mengaku pihaknya sudah melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait banyaknya keluhan warga yang mempertanyakan ditutupnya pertunjukan air mancur menari.

“Sudah kami tanyakan kepada instansi terkait, yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Karena instansi itu yang mengurusi air mancur menari. Dari hasil yang kami dapatkan, menurut DLH ada perbaikan terhadap air mancur menari yang saat ini masih dalam masa pemeliharaan pihak ketiga,” jelasnya.

Sallafudin yang juga menjabat Sekretaris Komisi C mengungkapkan, keluhan warga tentang pendidikan gratis akan disampaikan kepada pemerintah. Pihaknya sudah seringkali menyampaikan kepada pemkot agar berkomitmen melaksanakan pendidikan gratis jenjang SD-SMP secara utuh.

“Akan kami sampaikan keluhan warga saat reses ini kepada forum DPRD. Yang jelas kami berkomitmen kuat untuk mendorong pendidikan gratis sebagaimana komitmen dan janji pemkot, tanpa ada pungutan apa pun dari sekolah kepada para orangtua siswa,” tegas pria yang juga ketua DPC PKB Kota Magelang ini.

Sebelumnya, saat reses dan penjaringan aspirasi yang dilakukan anggota dewan lain, HIR Jatmiko, persoalan dancing fountain juga mengemuka. Suntoro, warga Bogeman Kelurahan Cacaban mempertanyakan soal air mancur yang “tak seindah janjinya”. Mengingat untuk proyek ini Pemkot Magelang menghabiskan hampir Rp 5 miliar, padahal daerah lain hanya separuhnya. (dem/laz/mg1)