GUNUNGKIDUL – Warga Desa Gedangrejo, Karangmojo kembali menggelar aksi treatrikal Cing Cing Goling. Itu menggambarkan kisah perjuangan pelarian dua prajurit kerajaan Majapahit ke Gunungkidul. Yaitu, Wisangsanjaya dan Yudopati.

Dalam cerita itu, keduanya singgah ke Desa Gedangrejo. Di sana, keduanya lantas membuat sungai dan bendungan. Di mana airnya digunakan warga untuk mengaliri area pertanian, sehingga warga di wilayah itu semakin sejahtera.

Dalam tarian Cing Cing Goling, terlihat belasan orang berlarian menginjak-injak tanaman pertanian milik warga setempat. Persisnya lahan di sekitar bendungan. Itu menggambarkan situasi saat mengusir gerombolan penjahat. Salah satu adegan, istri Wisangsanjaya mengangkat kemben (cing cing) saat berlari. Nah, adegan inilah yang menjadi dasar penamaan tarian ini.

Meski diinjak-injak, petani setempat tidak marah. Sebaliknya, petani justru mengharap berkah. Mereka meyakini tanaman yang diinjak-injak tidak akan mati, tapi justru bertambah subur.

Ketua panitia teatrikal Sugiyanto mengatakan, kegiatan ini sekaligus sebagai wujud syukur atas melimpahnya hasil pertanian warga sekitar yang tidak lepas dari adanya bendungan. Para petani bisa menanam sekalipun musim kemarau
“Bendungan sudah dimoderinisasi sekitar tahun 1974, saat ini bisa mengaliri sekitar 50 hektar lahan pertanian,” katanya.

Dalam prosesi adat itu disembelih ratusan ekor ayam, yang dibawa masyarakat sekitar. Hal ini sebagai ungkapan rasa syukur melimpahnya hasil pertanian. Setelah dilakukan kenduri, seluruh makanan dibagikan kembali ke warga dan pengunjung untuk dibawa pulang.

Hartati, seorang warga menyempatkan diri berhenti untyuk melihat treatrikal tersebut. Bersama dengan kedua anaknya, warga Klaten, Jawa Tengah ini menonton hingga acara usai.”Baru kali ini melihat tarian menginjak-injak tanaman,” ucapnya. (gun/zam/mg1)