GUNUNGKIDUL – Setelah sekian lama dilanda kekeringan, sebagian wilayah Gunungkidul mulai diguyur hujan kemarin (20/9). Sekali diguyur hujan, air yang turun dari langit juga disertai butiran es dan badai. Cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Desa Candirejo, Semin mengakibatkan belasan rumah warga roboh dan rusak berat.
Di Padukuhan Klumpit, bangunan rumah limasan yang digunakan sebagai sekretariat perkemahan roboh hingga rata dengan tanah. Masih di lokasi yang sama, kandang ternak unggas roboh setelah disapu badai.
Belasan rumah dan kandang ternak roboh juga dialami warga Padukuhan Lemahbang. Atap rumah warga roboh lantaran tak kuat menahan kekuatan hujan dan es. Genting beterbangan diterpa angin kencang. Radar Jogja memperoleh informasi, peristiwa angin kencang disertai hujan es terjadi sekitar pukul 15.20.
Rumah roboh di antaranya milik Andi Prasetyo, Latif, dan Rejo. “Awalnya mendung tebal. Disusul petir dan hujan deras. Lima belas menit kemudian angin berembus kencang,” ungkap Andi.
Tak lama kemudian, lanjut Andi, terdengar suara gemelitik di atas atap rumah. Setelah dicek suara itu muncul akibat genting kejatuhan butiran es. “Atap rumah saya bolong karena hujan es sebesar jempol tangan,” katanya.
Hujan dan badai hanya berlangsung singkat. Tak lebih seperempat jam. Kendati demikian, kejadian itu sudah cukup membuat masyarakat dilanda ketakutan. Apalagi setelah mereka keluar rumah melihat puluhan pohon tumbang.
Menurut Andi, kerusakan rumah masih bisa diperbaiki secara gotong royong. Kerja bakti dihentikan saat hari beranjak petang. Gotong royong dilanjutkan hari ini.
“Sampai malam ini kami masih membersihkan rumah. Ada genangan air di lantai. Sedikitnya 15 rumah rusak,” ujar Andi.
Menurutnya, hujan badai dan es bukan kali pertama terjadi di wilayah Semin. Dia berharap, kejadian alam itu direspons pemerintah dengan upaya pencegahan dampak cuaca ekstrem.
Sejauh ini belum ada laporan adanya korban jiwa. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki menyatakan belum menerima seluruh data kerusakan akibat cuaca ekstrem. Terlebih bukan wilayah Semin saja yang dilanda hujan badai.
“Angin kencang sebelumnya menerjang wilayah Ponjong. Satu rumah milik janda Marsiyem,65, berantakan disapu badai. Namun tak ada korban jiwa maupun luka,” paparnya.
Antisipasi cuaca ekstrem juga dilakukan warga Kota Jogja. Banyaknya pohon perindang menjadi ancaman bagi pemakai jalan. Imbauan untuk menebang pohon terus diserukan BPBD Kota Jogja. Terutama pohon-pohon di pinggir jalan maupun pekarangan rumah.
“Ranting yang terlalu rimbun juga sebaiknya dipangkas,” imbau Kepala
Pelaksana BPBD Kota Jogja Hari Wahyudi. Dia mengingatkan bahwa belum lama ini ada tiga pohon tumbang di titik yang berbeda. yakni di Jalan Menteri Supeno, Jalan Cendana, dan Jalan Sisingamangaraja. Meski tak menimbulkan korban jiwa, ingat Hari, musibah itu patut menjadi perhatian masyarakat.
Guna antisipasi dini dampak bencana cuaca ekstrem, Hari berharap penuh kesiapsiagaan masyarakat, khususnya di Kampung Tanggap Bencana (KTB).
Mereka telah dilengkapi sarana mitigasi bencana. Salah satunya, gergaji mesin. Lebih lanjut Hari mengingatkan para pengendara motor untuk selalu menyiapkan jas hujan. Agar saat hujan mereka tak berteduh di bawah pohon. Mengingat hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat.
“Itu (berteduh di bawah pohon, Red) harus dihindari. Berbahaya,” ingatnya. (gun/cr5/yog)