KABID Bina Marga, Dinas PUP-ESDM DIJ Bambang Sugaib mengacungi jempol ide Bedah Menoreh Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo. Bambang sangat apresiatif. Dia merasa ada semangat baik untuk membuka akses wilayah Kulonprogo bagian utara yang saat ini bisa dikatakan tertutup.

Namun sejauh ini belum ada koordinasi teknis pelaksanaannya. Antara Pemkab Kulonprogo, Pemprov DIJ, dan pemerintah pusat. “Dari masing-masing pihak bertugas apa, berperan apa, dan kapan, belum ditentukan,” ujarnya Minggu (14/10).

Operasional jalur Bedah Menoreh pun tak mungkin mengejar target NYIA. Meskipun salah satu fungsi jalan tersebut untuk mendukung NYIA. “Nggak mungkin (operasional 2019, Red). Tapi dalam rangka untuk bandara memang ya,” ungkapnya.

Tahun depan, lanjut Bambang, masih ada tahap koordinasi pelaksanaan proyek Bedah Menoreh.

Mengingat manfaatnya yang begitu besar, Bambang berharap ada sinergitas antara Pemkab Kulonprogo, Pemprov DIJ, dan pemerintah pusat. Agar jalur penghubung NYIA-Borobudur itu kian terasa dampak positifnya.

Dalam konteks ini lembaganya kedapatan jatah membuat studi kelayakan. Itu berdasarkan hasil koordinasi awal Pemprov DIJ dengan Pemkab Kulonprogo. Studi kelayakan meliputi perencanaan teknis. Fase ini sedang berproses. Ditargetkan selesai akhir tahun ini. Karena itu sampai saat ini belum ada kegiatan fisik dilakukan Dinas PUP-ESDM DIJ terkait Bedah Menoreh.

Dikatakan, pembuatan jalan jalur Bedah Menoreh harus sesuai standar perencanaan Kementerian PUPR. Baik dari sisi kenyamanan maupun keselamatan pengguna jalan. Karena itu dibutuhkan lahan tambahan. Tak mungkin hanya mengikuti jalan eksisting yang ada. Terlebih banyak titik jalan eksisting tak memenuhi syarat standar Kementerian PUPR. Berapa kebutuhannya (tambahan lahan, Red) belum diketahui. Masih dikaji,” katanya.

Kajian tak hanya soal perencanaan fisik. Tapi juga penganggarannya. Termasuk untuk pembebasan lahan. Bambang berharap, pemerintah pusat ikut andil. Untuk menyukseskan program Bedah Menoreh.”Dari NYIA ke Borobudur itu kan kawasan strategis wisata nasional. Untuk kepentingan nasional, pusat selayaknya berperan dalam itu,” ucap Bambang.

Jalur Bedah Menoreh memang tak harus menjangkau langsung destinasi wisata di bagian utara Kulonprogo. Tapi setidaknya mendekatinya. Alasannya, jika jalur Bedah Menoreh menyentuh destinasi wisat justru akan mengganggu arus lalu lintas. Yang terpenting aksesibilitas titik-titik wisata harus terhubung satu sama lain. (tif/yog/rg/mo2)