GUNUNGKIDUL – Potensi air bawah di Gunungkidul sangat besar. Jika diangkat secara permanen dapat meminimalisasi dampak musim kemarau. Warga Desa Beji, Kecamatan Patuk mulai merasakan manfaatnya.

Pengangkatan air bawah tanah di Desa Beji terbukti mampu menyuplai lima reservoar. Berbekal pipa HDPE 2 inci dengan panjang instalasi 930 meter persegi lima reservoar itu mampu mengaliri warga di empat padukuhan. Yaitu, Pedukuhan Putat, Krakalan, Gelai dan Pedukuhan Beji.

”Kapasitas debit pompa yang dihasilkan 4 liter per detik,” kata Pembina LPK Mahisa Agni Iwan Busro sekaligus donatur pemasangan instalasi saat peresmian pompa di Desa Beji, Kecamatan Patuk Rabu (24/10).

Dikatakan, daya yang digunakan PLN 220 VA dan daya solar cell 2800 VA. Tim ahli sengaja menggunakan dua suplai daya karena untuk mengantisipasi jika daya PLN mati. Selain itu juga untuk mengurangi beban operasional. ”Jadi lebih murah,” ujarnya.

Menurut Wahyu, program sumur bor ini mengakomodasi aspirasi masyarakat. Sebelumnya di wilayah Kecamatan Ponjong juga ada program serupa. Ke depan melimpahnya potensi air bawah menjadi pekerjaan rumah.

”Target kami ikut mendorong pemerintah dalam program penanggulangan kekeringan di Gunungkidul,” ucapnya.

Kepala Desa Beji Edi Sutrisno mengapresiasi pemasangan instalasi pengelolaan air bawah tanah. Dia berharap instalasi ini mengatasi problem krisis air bersih yang datang setiap musim kemaru. (gun/zam/mo2)