Desa Pengasih, Pengasih, Kulonprogo baru saja mengadakan kegiatan merti desa. Agenda rutin yang diadakan Pemerintah Desa Pengasih itu ditujukan untuk banyak hal.
Selain ungkapan rasa syukur kepada Allah, juga bertujuan nguri-uri budaya. Anggota Komisi B DPRD DIY Sudarto merasa terkesan dengan kegiatan yang digalang masyarakat dan pemerintah Desa Pengasih tersebut.
“Setiap acara merti desa membuat suasana desa makin guyub,” ujar Sudarto, Kamis (25/10). Wakil rakyat asal Kulonprogo itu ikut diundang menghadiri acara tersebut yang diadakan pada awal September lalu. Panitia mengadakan acara selama satu minggu nonstop.
Sudarto mengapresiasi kegiatan merti desa yang mendapatkan dukungan fasilitasi Dinas Pariwisata DIY tersebut. Dia mengajak kegiatan berkesenian itu terus digairahkan. “Seni dan budaya sebagai kekayaan dan kearifan lokal harus terus dipelihara,” ajaknya.
Suasana merti desa semakin gayeng dengan adanya kemasan atraksi seni dan budaya yang ditampilkan warga. Di antaranya pentas kesenian jatilan Warga Manunggal. Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan kenduri.
Puncaknya berlangsung pada Sabtu (8/9) malam dengan digelarnya pentas wayang kulit. “Menampilkan dalang Ki Anom Sucondro dari Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo,” terang Sekretaris Panitia Merti Desa Pengasih Budi Purnomo.
Pria yang biasa disapa Nanang itu menceritakan, sebelumnya pada Jumat (7/9) malam, masyarakat Desa Pengasih menggelar jagongan . Warga mengadakan kembul bujana (makan bersama) dengan perangkat desa. Mereka juga mendengarkan kilas balik sejarah Desa Pengasih dari sesepuh desa Mbah Sudjendro.
“Punika adicara merti desa saben tahun mesthi dilaksanaake jalaran nguri uri budaya mligine ing tanah Jawa (Ini acara merti desa diadakan setiap tahun karena untuk melestarikan budaya, khususnya di tanah Jawa),” kata Mbah Sudjendro.
Kepala Desa Pengasih Joko Purwanto mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya diadakan banyak kegiatan. Di antaranya ziarah, kenduri tasyakuran dan gelar budaya.
Sebelum gelar budaya di Desa Pengasih, pentas budaya serupa diadakan di Desa Bojong, Panjatan, Kulonprogo. Kepala Desa Bojong Dwi Andana mengatakan, pentas budaya menampilkan empat atraksi seni budaya. Yakni jatilan Ngudi Sari, Gedruk Koloduto, salawat Al Barokah dan ketoprak Wargo Budoyo.
“Sebagaimana di Pengasih dan Bojong, acara merti desa sebaiknya bisa dikolaborasi dengan acara pentas budaya desa setempat. Kegiatan itu bisa saling bersinergi,” imbuh Sudarto yang kerap mengikuti acara-acara merti desa dan pentas budaya di Kulonprogo. (kus/fj/mo1)