GUNUNGKIDUL – Anggaran rehabilitasi dan rekontruksi (rehab-rekon) dampak kerusakan akibat Siklon Tropis Cempaka bakal segera turun. Totalnya mencapai Rp 75.248.655.700. Kucuran anggaran ini lebih banyak dibanding yang diterima kabupaten lain di DIJ. Namun, anggaran dari pemerintah pusat itu belum dapat dicairkan.

”Surat pemberitahuan memang sudah turun, tapi belum bisa dicairkan karena harus ada penandatanganan hibah terlebih dulu. Paling lambat 30 hari,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki saat dihubungi Senin (5/11).

Terkait penggunaan, kata Edy, BPBD menunggu arahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun, dia mengisyaratkan anggaran itu di antaranya bakal digunakan untuk pembangunan jembatan dan rumah terdampak fenonema alam yang terjadi akhir November 2017 itu.

”Dari data kami, ada sekitar 100 unit rumah rusak, tujuh jembatan kecil. Jembatan besar yang rusak juga ada,” ujarnya.

Ketua DPRD Gunungkidul Demas Kursiswanto mengaku siap melakukan pengawasan anggaran rehab-rekon. Itu untuk memastikan penggunaan anggaran sesuai sasaran.

”Jangan sampai yang benar-benar membutuhkan malah tidak dapat,” ingatnya.

Seperti diberitakan, wara Desa Jelok, Kecamatan Patuk swadaya membangun jembatan antarkampung. Itu dilakukan bukan karena pengucuran anggaran rehab-rekon dampak Siklon Tropis Cempaka terlalu lama. Melainkan untuk menopang roda perekonomian warga.

Sukri, seorang warga mengatakan, jembatan darurat mulai dibangun sejak 1,5 bulan terakhir. Lokasinya, tetap mempertahankan fondasi lama. Keputusan itu diambil melalui musyawarah.

”Donaturnya dari masyarakat, keluarga perantauan dan kami juga mengedarkan proposal bantuan. Terkumpul kurang lebih Rp 50 juta,” katanya. (gun/zam/fj/mo2)