JOGJA – Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP) DIY mengadakan Pelatihan Anti Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (Napza). Dalam kesempatan yang sama juga dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Narkoba untuk lingkungan Kampus UAD.

Pelatihan Anti Napza untuk mahasiswa UAD digelar di Kampus 3 UAD Jl. Prof. Dr. Soepomo Janturan Yogyakarta Sabtu-Minggu (1-2/12). Pelatihan dengan tema “Generasi Muda Tanpa Narkoba” itu menghadirkan delapan narasumber dari BNNP DIY.

Wakil Rektor IV UAD Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional Prof. Dr. Sarbiran menyampaikan, DIY sebagai daerah tujuan wisata, pendidikan, dan kebudayaan, memiliki potensi kerawanan peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang tinggi. Sehingga diperlukan kerjasama dari berbagai Instansi secara komprehensif. Terlebih mahasiswa yang menjadi sasaran utama peredaran narkoba.

“Mahasiswa yang hadir diharapkan bisa menjadi Duta Anti Narkoba yang akan menyampaikan bahaya narkoba kepada orang lain dan lingkungannya,” jelasnya.

Untuk itu, UAD sangat mendukung adanya satuan tugas anti narkoba di lingkungan kampus. Satgas Anti Narkoba akan dibentuk untuk setiap Angkatan dan Prodi. Tugas Satgas menyampaikan kebenaran adalah tugas yang mulia.

“Melalui kebaikan dan amal shalih, segala impian dan cita cita akan berhasil. Perilaku mulia yang luhur salah satunya adalah terhindar dari Napza,” urainya.

Kepala Bidang Rehabilitasi BNNP DIY Dr. Pekik Peni Pertiwi mengatakan, salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di DIY, dilakukan kegiatan pencegahan terutama di lingkungan institusi pendidikan.

Saat ini, seluruh aparatur pemerintah wajib melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya narkoba.
“Untuk mendeteksi sejak dini potensi penyalahgunaan narkoba, dapat dilakukan tes urin misalnya, dan pembentukan Satgas atau Relawan Anti Narkoba,” imbuhnya.

Ledakan Demografi di Indonesia, sambung Pekik, tentunya harus diimbangi dengan pengelolaan sumber daya manusianya. Salah satunya dengan menjauhkan generasi muda dari pengaruh narkoba. Kepribadian dan ketidakmampuan mengontrol diri adalah faktor utama penyebab orang terjerumus ke dalam narkoba.

“Peta wilayah Indonesia yang sulit untuk diawasi menjadikan narkoba mudah masuk. Pantai dan daratan yang luas menjadikan narkoba diselundupkan melalui berbagai jalur,” jelasnya. (sce/pra/fn)