KULONPROGO – Hujan yang turun di Kulonprogo memicu longsor dan banjir. Juga menyisakan tumpukan sampah di Pantai Trisik, Kecamatan Galur, Selasa (4/12). Tumpukan sampah menganggu ekosistem di konservasi Penyu Lekang.

Sampah teronggok di pantai yang biasa untuk mendarat penyu. Ada kayu, gabus, dan plastik memenuhi pantai. Terbawa dari sungai Progo sejak musim penghujan dimulai. Berasal dari orang yang membuang sampah di Sungai Progo.

“Membuat penyu tidak bisa mendarat ketika hendak bertelur,” keluh Ketua Konservasi Penyu Abadi Trisik, Jaka Samudra.

Menurut dia, sampah-sampah rumah tangga berbahan plastik bisa menjerat satwa laut. Belum lagi jika terkonsumsi oleh satawa berakibat fatal berujung kematian.

“Kami menemukan satwa mati terjerat sampah beberapa waktu lalu. Kondisi ini mengkhawatirkan. Warga harus sadar lingkungan, jangan membuang sampah sembarangan,” kata Jaka.

Pengunjung pantai Trisik yang seorang surf fishing, Endi Surtiyono, 43, warga Jogja mengungkapkan, setiap musim penghujan, tumpukan sampah terdampar di Trisik. Sampah rumah tangga mendominasi, selebihnya sampah kayu dan ranting sebagai penggundulan hutan di hulu sungai.

“Sampah-sampah ini produk manusia, mereka membuang sampah sembarangan, ketika dibuang di sungai maka muaranya adalah lautan,” ungkap Endi.

Pengunjung lain, Yuliana, 30, warga Kulonprogo, mengatakan sampah yang terserak menganggu pemandangan. Panorama pantai menjadi buruk akibat sampah beraneka warna.

“Sampah-sampah ini benar-benar sangat menganggu. Ekosistem laut terancam. Kasihan ikan-ikan, penyu dan binatang laut yang kehilangan hak hidup akibat ulah manusia,” sesalnya. (tom/iwa/fn)