SLEMAN – Produk Beras Sleman yang digulirkan Pemkab Sleman telah menyuplai 1.400 aparatur sipil negeri (ASN). Pada 2019, Pemkab Sleman targetkan dapat menyuplai kebutuhan beras untuk 5.000 ASN.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Heru Saptono mengatakan, omzet yang didapatkan gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang menjadi penyuplai Beras Sleman Rp 140 juta per bulan.

“Apabila margin keuntungannya 10 persen, maka per bulan gapoktan bisa meraup untung Rp 14 juta,” kata Heru (17/1).

Untuk meningkatkan produksi Beras Sleman, pihaknya memberi bantuan kepada gapoktan. Berupa bantuan pupuk, bibit dan alat mesin pertanian (Alsintan).

Heru berusaha merealisasikan janjinya untuk melakukan kerja sama dengan toko modern. Itu untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

“Dalam waktu dekat akan direalisasikan kerja sama dengan toko modern berjejaring di Sleman, dengan jumlah 126 outlet,” jelasnya.

Saat ini, Beras Sleman masih diperuntukkan kepada ASN. Sebab, pihaknya masih berhitung apakah Beras Sleman bisa memenuhi kebutuhan ASN.
“Kalau suplai untuk ASN sudah stabil, kami siap memasarkan lebih luas. Tentunya juga suplai dari petani harus stabil dulu,” ujarnya.

Kualitas Beras Sleman, kata dia, tidak kalah dengan beras unggulan lain. Selain itu, adanya Beras Sleman ini rantai panjang distribusi beras di Sleman dapat diperpendek. Sebab petani tanpa melalui tengkulak.

Sudah ada tiga gapoktan yang menjadi produsen Beras Sleman. Yaitu Gapoktan Sidomulyo, Gapoktan Sekarsari Sari Harjo Ngaglik, dan Gapoktan Agro Jogotirto Berbah.

Heru berharap Beras Sleman dapat menjadi tuan rumah di wilayah sendiri. “Nandur opo sik dipangan, mangan opo sing ditandur (menanam apa yang dimakan, makan apa yang ditanam),” ujarnya.

Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun masih menyoroti minimnya petani di Sleman. Di Sleman, dari semua penduduk, hanya 11 persen yang berprofesi sebagai petani.

Perlu ditingkatkan intensifikasi lahan pertanian. Karena lahan pertanian di Sleman terus menurun jumlahnya. (har/iwa/fn)