SLEMAN – Pelaku pelemparan batu di Jalan raya Jogja-Solo Cupuwatu Kalasan, yang membuat Muhammad Asadulloh Alkhoiri meninggal sudah dikantongi profilnya. Polda DIJ memastikan pelaku bukan berasal dari kelompok suporter yang sabtu sore lalu (19/1) bertanding.

“Bukan dari dua kubu yang bertanding saat itu. Masih kelompok tak dikenal yang datang dari arah timur menuju barat,” tutur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda DIJ Kombespol Hadi Utomo saat ditemui di Mapolda DIJ Senin (21/1).

Meski berasal dari kelompok tidak dikenal namun sejumlah indikasi kuat muncul. Terlebih dari pergerakan kelompok tak dikenal dan kesaksian para warga sekitar lokasi kejadian. “Sudah cek lokasi dan memang ada yang lihat ambil batu di daerah dekat tkp,” ujarnya.

Selain itu profil para tersangka juga diketahui dari rekaman closed circuit television (CCTV) di sekitar tempat kejadian perkara. Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah mengatakan jajarannya telah mengantongi sejumlah bukti dan keterangan saksi. Perwira menengah dua melati ini memastikan bukti rekaman CCTV cukup kuat. Terlebih kelompok tidak dikenal tersebut melintas di ruas jalan nasional. Selain rekaman CCTV milik Dinas Perhubungan juga milik perseorangan atau toko.

“Bisa menjadi bukti awal mula dan kronologi penyerangan. Mulai dari datangnya dari arah timur hingga rute melarikan diri ke arah barat,” jelasnya.

Tidak terhenti disini, Rizky juga tengah menghimpun keterangan para saksi. Termasuk rombongan suporter Persis Solo, Pasoepati, yang melaju di belakang korban. “Itu karena rombongan tersebut dianggap tahu awal mula kejadian,” tuturnya.

Berdasarkan keterangan sementara adik korban, Muhammad Aflah A, sang kakak Asad melaju beriringan dengan suporter Persis. Hanya saja menjelang mendekati lokasi kejadian, suporter Persis.

“Saat menyalip inilah tiba-tiba dari arah berlawanan ada batu melayang. Saksi bilang rombongan yang melintas dari arah berlawanan mencapai puluhan,” ujar Rizky.

Suporter yang awalnya berhenti langsung mendatangi korban. Rizky menuturkan korban tidak langsung terjatuh. Bahkan sempat memeriksa kondisi motot hingga akhirnya ambruk ke aspal tepi jalan.

Sempat dibawa ke RSI PDHI Kalasan, korban dirujuk ke RS Sardjito. Sayangnya nyawa korban tak tertolong dan meninggal Sabtu malam (19/1). Selama pemeriksaan inilah ada diagnosa luka yang dialami korban.

Rizky menuturkan terdapat luka memar dibawah dada sebelah kanan. Dokter, lanjutnya, juga mendiagnosa adanya luka dalam. Korban juga sempat mendapatkan bantuan pernafasan melalui selang nafas Ventilator.

“Catatan yang kami terima organ hati korban mengalami luka. Diduga kena lemparan batu itu. Keterangan dokter panjang 12 centimeter, lebar 3 centimeter dengan kedalaman 3 centimeter,” katanya.

Hadi juga meminta pelaku pelemparan batu menyerahkan diri. Perwira menengah tiga melati ini tak segan menindak tegas. Terlebih pertemuan demi pertemuan antar suporter telah terjadi. Sayangnya komitmen itu hanya sebatas ucapan belaka. Buktinya kasus serupa berupa penganiayaan masih kerap terjadi. “Kalau mereka tetap kucing-kucingan saat melancarkan aksi maka akan kami tindak tegas,” tuturnya. (dwi/pra/fn)