SLEMAN-Ruas Jalan Gito Gati, Sleman resmi ditutup sejak pukul 09.50, Rabu (6/2). Penutupan terkait pelaksanaan proyek pembangunan empat jembatan di ruas jalan provinsi itu. Yakni Jembatan Denggung, Tlacap, Gondanglegi, dan Tambakrejo. Penutupan berlangsung hingga Juli mendatang.
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIJ Bambang Sugaib menjelaskan, Jembatan Gondanglegi dan Tambakrejo dikerjakan hingga akhir Mei mendatang. Sedangkan Jembatan Denggung dan Tlacap dikerjakan hingga Juli.
Meski ditutup, akses tetap terbuka bagi kendaraan ringan roda empat, sepeda motor, dan pejalan kaki. Pelaksana proyek akan membangun jembatan darurat. Khususnya di Jembatan Gondanglegi dan Tambakrejo. Pun demikian di Jembatan Denggung dan Tlacap.
Namun hanya kendaraan roda dua yang bisa melintasi jembatan darurat. Itu lantaran lahan sempit dan medan yang curam. “Yang penting interaksi masyarakat masih bisa lancar,” ujar Bambang.
Sebagaimana diketahui, Jalan Gito Gati semula diproyeksikan sebagai jalur alternatif untuk menghindari proyek underpass di Simpang Empat Kentungan yang tengah berlangsung. Penutupan jalan tersebut membuat pengendara kendaraan roda empat atau lebih harus mencari rute lain.
Bambang mengatakan, pembangunan empat jembatan itu bersifat mendesak. Alasannya, konstruksi jembatan sudah tua. “Sebagian jembatan dibangun dengan konstruksi lama menggunakan material batu bata. Pada bagian bawah tampak banyak rentakan, sehingga berbahaya,” katanya.
Bambang mengakui, Jalan Gito Gati merupakan salah satu jalur alternatif yang disiapkan pemerintah. Untuk mengurai kemacetan lalu lintas akibat proyek Underpass Kentungan.
Karena itu pengerjaan empat jembatan digarap sekaligus. Agar pelaksanaan proyeknya lebih efektif. “Tentunya kami berharap pembangunan empat jembatan itu berjalan lancar dan tepat waktu. Jangan sampai mundur,” ucapnya.
Guna mengurai kepadatan kendaraan, Dinas Perhubungan (Dishub) DIJ menyiapkan rute pengalihan arus kendaraan di Jalan Jogja-Magelang. Ada 4 jalur alternatif.
Dari utara melewati Jalan Turi – Jalan Pendowo – Kepitu – Jalan Notosukarjo – Jalan Palagan Tentara Pelajar. Atau lewat Jalan Pandowoharjo – Jalan Notosukarjo – Jalan Palagan Tentara Pelajar.
Bisa juga dari Jalan Mulungan Baru – Jalan Griya Taman Asri – Jalan Notosukarjo – Jalan Palagan Tentara Pelajar. Rute lain lewat Jalan Mulungan Baru – Jalan Prawiro Sudiyono – Jalan Jatirejo – Jalan Palagan Tentara Pelajar.
Dishub DIJ juga menambah durasi waktu pada siklus lampu alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL/traffic light). Kasi Manajemen Lalu-Lintas Dishub DIJ Bagas Senoadjie menjelaskan, perpanjangan durasi waktu nyala lampu hijau hanya berlaku di Simpang Empat Beran. “Di APILL timur kami tambah dari 10 detik menjadi 25 detik. Supaya arus kendaraan dari timur bisa habis ke barat,” paparnya.
Sementara di Simpang Empat Kamdanen dan Denggung dilakukan perubahan fase. Dari empat fase menjadi tiga fase. Fase dari barat ke timur atau sebaliknya dijadikan satu. Perubahan fase tak diberlakukan di Simpang Empat Beran.
Bagas menyadari, dalam kurun waktu satu minggu ke depan masih banyak pengguna jalan yang belum tahu adanya penutupan ruas Gito Gati. Penumpukan kendaraan pun tak bisa dipungkiri.
Kondisi ini diminimalisasi dengan pemasangan rambu-rambu peringatan. Rambu di pasang di tiga simpang utama. Yakni Simpang Empat Denggung, Beran, dan Kamdanen. Ditambah rambu-rambu portable di simpang-simpang kecil.
Ukuran rambu, menurut Bagas, cukup besar. Pun demikian ukuran font pada rambu. Bagas mengklaim bisa terbaca jelas. “Nanti kami akan evaluasi secara berkala. Kalau kurang akan kami tambah lagi,” katanya. (har/yog/riz)