GUNUNGKIDUL – Potensi bencana yang merata ke semua desa menjadi catatan tersendiri bagi Pemkab Gunungkidul. Melalui badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), mengimbau kepada pemerintah desa (pemdes) agar menganggarkan dana bencana dari APBDesa masing-masing.
“Belum semua desa menganggarkan dana kebencanaan di APBDes,” kata Kepala BPBD Gunungkidul Edy Basuki saat dihubungi, Selasa (12/2).
Menurut Edy, penganggaran dana kebencanaan penting, mengingat semua desa rawan bencana. Jika sudah dianggarkan, nantinya bisa mempermudah dalam penanganan. Kerusakan yang sifatnya ringan dan mampu ditangani desa tidak perlu dengan anggaran pemkab.
“Dari total 144 desa, saat ini kami memiliki 47 destana (desa tangguh bencana). Kalau 47 desa itu sudah menganggarkan dana kebencanaan,” terangnya.
Besaran nominal yang tertuang dalam mata anggaran desa pada kisaran Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per tahun. Oleh sebab itu pihaknya terus mendorong desa yang belum memasukkan anggaran kebencanaan dalam APBDes mereka segera dituangkan.
”Dengan begitu semua pemangku kepentingan memiliki tanggung jawab dalam penanggulangan bencana, termasuk desa,” ucapnya.
Lebih jauh dikatakan, setelah terbentuk desa tangguh bencana diharapkan dapat memperbanyak kader, sehingga semakin banyak warga yang paham penanganan bencana. BPBD menargetkan PAD 2022 semua desa di Gunungkidul sudah terbentuk destana.
Sementara itu, Kades Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari Sugiman mengatakan, setiap tahun sudah menganggarkan dana kebencanaan. Bahkan di 2018 mengucur dana Rp 12 juta untuk keperluan jaringan komunikasi relawan. “Tahun ini juga dianggarkan, namun nilainya harus buka data terlebih dahulu. Nanti detailnya kami sampaikan,” kata Sugiman.
Di bagian lain, Dukuh Gelaran 1, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Husein Pamungkas mengatakan, wilayahnya termasuk rawan bencana. Dia berharap upaya penanggulangan bencana terkoordinasi dengan baik.
Tentu pemerintah desa tidak bisa berjalan sendiri, harus bersinergi dengan instansi terkait. “Di 2017 wilayah kami terdampak bencana siklon tropis cempaka, jembatan putus, akses warga terganggu,” kata Husein. (gun/laz/riz)