SLEMAN – Selain di Kulonprogo, jatuhnya harga cabai juga terjadi di Sleman. Namun petani di Sleman tidak membiarkan cabai mereka mengering seperti rekan mereka di Kulonprogo.
Petani cabai warga Dusun Prigen, Widodomartani, Ngemplak Abdul Basar, 40, mengaku harga cabai jatuh beberapa minggu terakhir. “Cabai rawit harga jualnya Rp 9 ribu, sedangkan cabai keriting Rp 6 ribu,” kata Basar, Selasa (12/2).
Sebelumnya, kata Basar, harga cabai menyentuh angka Rp 40 ribu pada akhir 2018. “Di beberapa daerah panen raya cabai, jadi harganya tidak terkontrol,” ujar Basar.
Selain harga cabai yang anjlok, petani juga dihadapkan pada pohon cabai yang terserang patek. “Rugi, banyak patek harga jadi anjlok,” kata Basar.
Namun, dia bersyukur masih ada pasar lelang cabai yang bisa membantunya. Sebab harga cabai bisa terkatrol hingga Rp 2 ribu.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman, Heru Saptono mengatakan, akan segera membuka akses penjualan ke pasar tradisional. Agar cabai bisa terserap. Agar harga cabai tidak terlalu anjlok.
Selama ini banyak tengkulak dari luar daerah mengambil cabai dari Sleman. “Kami akan coba buka akses dengan dipertemukan kepada pengelola pasar tradisional di enam pasar seperti Pasar Gamping, Pakem, Godean, dan Prambanan. Minggu depan akan kami pertemukan,” kata Heru.
Terkait patek, Heru menjelaskan, hal itu disebabkan udara lembab. Apalagi saat ini intensitas hujan di Sleman masih tinggi.
“Solusi dari dinas berupa pengendalian hama terpadu. Beberapa kali, petani kami beri pelatihan di Sekolah Lapang Cabai (SLC),” kata Heru. (har/iwa/tif)