GUNUNGKIDUL – Jumlah warga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Gunungkidul tahun ini menurun. Dari 65 ribu orang, turun menjadi 62.700 orang. Penyusutan data penerima PKH tersebut menjadi sinyal positif bahwa di 2019 perekonomian masyarakat meningkat.

“Data penerima PKH menurun. Karena masyarakat sudah merasa mampu sehingga mengundurkan diri dari penerima PKH,” kata Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial, Dinas Sosial Gunungkidul, Eka Sri Wardani (20/2).
Selain itu, penurunan dipengaruhi adanya penerima PKH yang meninggal dan sudah lulus SMA. Namun tidak otomatis kekosongan itu bisa diisi dengan nama-nama baru. PKH merupakan kebijakan Pusat.

“Yang mengusulkan (data penerima baru) juga harus bupati. Yang jelas, kami harus memasukkan data dahulu. Nanti Pusat yang menentukan,” ujar Eka Sri.
Pencairan PKH sudah dilakukan sejak sepekan terakhir. Nilainya bervariasi. Paling banyak Rp 500 ribu, paling sedikit Rp 225 ribu. Tahun sebelumnya flat. Penentuan nominal berdasarkan komponen-komponen seperti jumlah anggota Kepala Keluarga (KK) dan anak sekolah.

Kades Pacarejo, Suhadi mengatakan, penerima PKH di wilayahnya turun. Tahun lalu sebanyak 1.200 orang. “Empat di antaranya mengundurkan diri karena sudah merasa mampu,” kata Suhadi. (gun/iwa/mg3)