BANTUL – Gaung revolusi industri 4.0 mendorong Pemkab Bantul berbenah. Selain mempersiapkan infrastruktur berupa jaringan internet yang memadai, pemkab juga berencana membentuk creative community. Itu diproyeksikan sebagai wadah bagi para pemuda Bumi Projotamansari sekaligus mendukung industri kreatif.

”Berbagai hal yang menunjang pengembangan industri kreatif akan kami dorong,” jelas Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat Workshop Peluang dan Tantangan Pemkab Bantul di Era Revolusi Industri 4.0 di Ros In Hotel, Kamis (21/2).

Halim berpendapat revolusi industri 4,0 sebagai dampak perkembangan kemajuan teknologi tak dapat dihindari. Sebab, gaungnya telah mengglobal. Jadi, pemerintah harus betul-betul mempersiapkannya. Tak terkecuali bagi Pemkab Bantul. Toh, revolusi industri 4.0 membawa banyak dampak positif. Termasuk di antaranya untuk pengembangan industri kreatif dan dunia pariwisata.

”Saya kira Bantul tak kalah menarik dibandingkan kota lain. Hanya, potensi budaya kreatif di Bantul perlu ditingkatkan,” ujarnya.

Khusus Industri kreatif, politikus PKB ini mengklaim, Kabupaten Bantul mendapat pengakuan sebagai kabupaten kreatif kriya terkuat di Indonesia. Pengakuan ini harus didukung dengan dengan budaya kreatif, seperti digital market.

”Agar budaya kreatif menghasilkan uang,” katanya.

Rektor Universitas Amikom Suyanto yang didapuk sebagai salah satu narasumber tak kalah optimistis. Dia berpendapat Kabupaten Bantul berpotensi menjadi tempat pengembangan revolusi industri. Lantaran memiliki segudang potensi. Yang paling mencolok, budaya. Kekayaan budaya ini bisa dijadikan film pendek.

Supporting-nya, kita carikan channel. Dari zine ditingkatkan menjadi desain. Dari desain ditingkatkan menjadi produksi. Lalu, dari produksi ke branding. Kemudian kita cari channeling yang lebih mengglobal,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis UGM Evi Noor Afifah mengingatkan, dunia industri global juga memiliki dampak buruk. Namun, hal itu dapat diatasi dengan pendidikan. (cr6/zam/mg1)