MUNGKID – Upaya menjaga beberapa sumber mata air dilakukan Pemkab Magelang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dengan bank pohon. Bank pohon menempati lokasi bekas lokalisasi Dangean Muntilan Kabupaten Magelang. Disini, sudah ditanam ribuan pohon berbagai jenis, seperti pohon peneduh, pohon bunga maupun buah. Orang yang ingin menyumbang pohon bisa ditanam di lokasi ini. “Sebaliknya, siapa yang membutuhkan, bisa diambilkan di sini pula,” kata Kepala DLH Kabupaten Magelang Tri Agung Sucahyono Selasa (26/2).
Semua pohon yang ditanam di lokasi seluas 1.000 meter2 ini, dirawat dengan baik. Total pohon yang sudah di tanam ada sekitar 3.500, seperti pohon gayam, trembesi, tabe puya, kelengkeng, durian, jeruk, dan lain sebagainya. Pihaknya sedang mengupayakan diterbitkan peraturan bupati (perbup) terkait pengadaan pohon. “Misal nanti ada PNS yang naik pangkat, atau orang menikah dan semacamnya, bisa memberikan bantuan minimal satu pohon untuk ditanam di lokasi ini,” tuturnya.
Dijelaskan, pihaknya betul-betul sangat menjaga lingkungan hidup. Terutama soal sumber mata air. Karena bagaimana pun juga, Kabupaten Magelang ini dikelilingi oleh lima gunung, yang merupakan sumber mata air bagi sektor pertanian, pariwisata, dan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat lainnya. Saat ini terdapat beberapa sumber mata air yang telah mati.“Dari data yang telah dihimpun, dari 239 mata air di Kabupaten Magelang, terdapat 10 sumber mata air yang telah mati. Di antaranya di Kecamatan Kajoran, Salaman, Muntilan, dan Sawangan,” ungkapnya.
Menurutnya, apabila kondisi tersebut dibiarkan begitu saja, tidak menutup kemungkinan keberadaan sumber mata air tersebut lama-kelamaan akan habis satu per satu. Padahal jumlah masyarakat di Kabupaten Magelang mencapai 1,3 juta penduduk. Selain itu sebagian besar merupakan masyarakat petani yang bergantung pada sumber mata air tersebut sebagai pengairan sawah.
Selain itu, sumber mata air di Kabupaten Magelang juga sangat vital bagi sektor pariwisata, terutama pada wisata air, antara lain tubing dan rafting. Terkait hal tersebut, dari 10 nawacita atau visi misi bupati dan wakil Bupati Magelang, yakni pada poin ke tujuh adalah mengenai lingkungan hidup. Maka dari itu, mulai dari sekarang akan diberikan kesadaran kepada masyarakat mulai dari anak-anak, lembaga peduli lingkungan. “Bahkan di pondok-pondok pesantren, untuk lebih bisa merawat lingkungan, utamanya mengenai sumber mata air,” jelasnya.
Berkurangnya mata air tersebut, disebabkan karena tidak adanya daya tampung pada tanah. Untuk meningkatkan daya tampung tersebut, disebutkan ada tiga hal yang harus dilakukan antara lain, dengan membuat embung (tempat penampungan air), adanya sumur resapan, dan yang paling penting dengan melakukan reboisasi (penanaman pohon). “Kami juga telah berkoordinasi dengan BPDAS dan menunggu perbub terkait regulasi bank pohon tersebut,” tandas Tri Agung.(dem/din/mg4)