ADALAH makam ayah Bupati Purworejo pertama RAA Cokronegoro I, Raden Singowijoyo, yang ada di Desa Bragolan, Kecamatan Purwodadi, Purworejo, menjadi tujuan awal prosesi ziarah. Penambahan lokasi ziarah ini merupakan usulan dari masyarakat di mana Raden Singojoyo memiliki peran besar bagi kepemimpinan RAA Cokronegoro.

Prosesi ziarah sendiri dilakukan langsung oleh Bupati Purworejo Agus Bastian yang didampingi Wakil Bupati Yuli Hastuti. Dalam kesempatan itu, turut pula jajaran Forum Komunikasi Daerah serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Purworejo.

Sebelum menuju ke makam Raden Singowijoyo di Bragolan, rombongan sebelumnya menuju Desa Durensari, Kecamatan Bagelen, untuk pembukaan kegiatan TMMD Sengkuyung Tahap 1 2019. Bupati berkesempatan membuka kegiatan itu terlebih dahulu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Agung Wibowo mengungkapkan, selain Bragolan, dua tujuan ziarah yang umum dilakukan tetap digelar. Yakni makam RAA Cokronegoro I di kompleks Makam Bulus dan Cokronegoro II di kompleks Makam Kayu Lawang di Kelurahan Mudal, Kecamatan Purworejo.

“Memang agak sedikit berbeda. Ini untuk mewadahi permintaan dari warga masyarakat yang menyebut Makam Bragolan juga patut untuk diziarahi dalam rangkaian hari jadi ini,” kata Agung Wibowo Selasa (26/2).

Lebih jauh Agung menuturkan, peringatan Hari Jadi ke-188 Kabupaten Purworejo yang kali pertama pasca adanya Perda No 1 Tahun 2019. Praktis ada penggabungan kegiatan dari yang sebelumnya menyatu di peringatan hari jadi setiap bulan Oktober ke bulan Februari.

“Dulu di Februari ada kegiatan Pengetan Jumenengan RAA Cokronegoro, sekarang karena menyatu dalam hari jadi, makanya kegiatannya bertambah meriah,” ungkap Agung.

Jumenengan akan tetap digelar di malam hari di mana ada tiga pagelaran utama yang disajikan, yakni Beksan Kidung Cakra  yang merupakan sebuah tarian yang ditampilkan khusus pada Pengetan Jumenengan Bupati pertama Purworejo RAA Tjokronegoro I. Sajian kedua adalah Beksan Cakra Tunggal,  di mana ini menjadi sebuah karya yang terinspirasi dari tokoh Bupati RAA Tjokronegoro I.

“Dan pegelan ketiganya adalah Sendratari Sengguh Ora Mingkuh yang merepresentasikan semangat masyarakat Purworejo dalam bekerja dan berkarya dengan penuh rasa percaya diri namun  tetap rendah hati, pantang mundur, pantang menyerah dan memiliki disiplin diri,” tambah Agung.

Selama 10 hari ke depan mulai hari ini, masyarakat juga disuguhi pesta lampion di depan Rumah Dinas Bupati Purworejo. Ada beragam lampion yang akan menyala di malam hari yang langsung dinikmati gratis oleh masyarakat.

“Selain itu parade kereta kencana yang dinaiki bupati dan Forkompimda serta parade bergada dari 16 kecamatan dengan start dan finish di Pendopo Purworejo 2 Maret siang. Parade akan dimeriahkan oleh Marching Band Akademi Militer,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, masing-masing kecamatan akan mengusung kearifan atau cerita-cerita lokalnya. Peserta juga mengusung nama dan konsep berbeda. Jumlah bergada dan kostum yang dipakai variatif.

“Parade juga akan dimeriahkan oleh pasukan cinpoling, kuda kepang dan dolalak, serta pasukan OPD yang menggunakan delman,” tandas Agung.

Pemerintah juga menggelar olahraga masal yang bisa diikuti masyarakat luas, yakni jalan sehat. Ada ratusan hadiah istimewa yang disediakan pemkab dan kegiatan ini akan digelar pada 10 Maret dengan mengambil start dan finish di depan Pendopo Rumah Dinas Bupati.

Kepala Bagian Humas dan Protol Setda Purworejo Bambang Gatot Seno Aji menambahkan, di sela rangkaian Hari Jadi ke-188 Kabupaten Purworejo, pemkab juga akan meresmikan proyek hasil pembangunan yang dilakukan tahun 2016-2018. Prosesi peresmian akan dilangsungkan di Tugu Clorot Alun-Alun Purworejo, pagi ini (27/2). “Beberapa kegiatan pembangunan yang menjadi ikon masyarakat akan diresmikan seperti Pasar Baledono dan Alun-Alun Purworejo,” kata Bambang. (*/udi/laz/mg4)