KULONPROGO Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kulonprogo kembali akan mengubah nama toko modern di Desa Margosari, Pengasih. Langkah tersebut menambah jumlah Toko Milik Rakyat (Tomira).
“Masih proses pembahasan. Target kami, tahun ini took tersebut berubah menjadi Tomira,” kata Kepala Bidang Permodalan, Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo dan Ketua Tim Pengelola Tomira, Sri Wahyuniarto.
Jumlah Tomira saat ini 16 unit. Sepuluh Alfamart dan enam Indomaret. Nantinya, semua toko modern berjejaring diubah namanya menjadi Tomira.
“Perubahan (nama) toko berjejaring menjadi Tomira butuh proses,” kata Wahyuniarto.
Keberadaan Tomira diklaim Wahyuniarto membantu pemasaran produk UMKM. Sebanyak 20 persen produk lokal terpajang di Tomira.
“Pada 2018, rata-rata omzet Tomira Rp 4,8 miliar. Sebanyak Rp 128 juta di antaranya merupakan keuntungan untuk produk lokal,” kata Wahyuniarto.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo, Sri Harmintarti mengatakan, Tomira diklaim efektif mengangkat pamor produk lokal. Sayang, belum semua produk lokal terakomodasi.
“Masih banyak produk lokal berpotensi masuk Tomira. Namun standar kualitasnya masih perlu dinaikkan. Petugas di koperasi yang mengurus Tomira harus paham cara mengelola barang,” kata Harmintarti.
Tomira ada, sebagai upaya melindungi produk lokal. Pemkab menerbitkan Perda 11/2011 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional serta Penataan Pusat perbelanjaan dan Toko Modern. (tom/iwa/zl/mg2)