BANTUL – Penanganan hama yang tepat menjadi perhatian serius Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (Disperpautkan) Bantul. Lantaran para petani kerap menganggap remeh cara penanganan hama dengan tepat.
”Mereka sering menggunakan bahan kimia untuk penanganannya,” jelas Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Disperpautkan Bantul Yunianti Setyorini di kantornya pekan lalu.
Yuni, sapaannya, mengakui hasil bahan kimia memang lebih cepat. Namun, penggunaan bahan kimia untuk membasmi serangga maupun hama lainnya berdampak buruk terhadap ekosistem.
Guna meminimalisasi penggunaan bahan kimia, Yuni menyampaikan, disperpautkan menggencarkan pembentukan regu pengendali hama (RPH). Praktiknya, personel RPH intens memberikan edukasi sekaligus sosialisasi kepada para petani. Materinya seputar penanganan hama dengan tepat. Seperti penggunaan predator, bakteri, atau tanaman yang dapat mengusir hama.
”Agar dampak buruk terhadap lingkungan bisa diminimalisasi,” ujarnya.
Bahkan, personel RPH juga meneliti sejumlah jenis hama tertentu. Plus cara ampuh penanganannya.
”Mereka juga menyosialisasikan pengolahan hasil panen,” lanjutnya.
Hingga sekarang, setidaknya ada 50 RPH yang telah terbentuk. Mereka tersebar di berbagai desa. Menurut Yuni, dinas berencana merekrut personel RPH baru. Hanya, dia tidak mengetahui berapa personel yang dibutuhkan.
”Harapannya, RPH ikut membantu mewujudkan swasembada pangan,” katanya.
Anggota Komisi B DPRD DIJ Aslam Ridlo mengingatkan, target swasembada pangan tidak cukup dengan pembentukan RPH. Target itu harus disertai dengan sarana infrastruktur pertanian yang memadai. Seperti saluran irigasi tersier. (cr5/zam/mg2)