BANTUL – Petani di Dusun Karanggayam, Srimulyo, Piyungan merugi. Sebab, tanaman padi mereka diserang hama wereng. Sebagian besar bulir padi menjadi gabuk alias tak berisi. Surjati, seorang petani, mencontohkan tanaman padi miliknya. Tanaman padi seluas 2.000 meter persegi hanya menghasilkan 27 kilogram gabah. Lantaran sebagian besar isi bulir padi telah dimakan hama.
”Tanaman padi di sini rata-rata seperti itu (diserang hama wereng),” jelas Surjati saat ditemui di area persawahannya Kamis (14/3).
Serangan hama berupa serangga kecil itu sebenarnya bukan kali pertama. Petani 63 tahun itu menyebut serangan hama hampir terjadi saban tahun.
Guna membasmi hama, Suryadi mengandalalkan pestisida. Namun, penggunaan obat kimia itu tak cukup efektif. ”Bentuknya kecil dan bisa masuk ke dalam batang tanaman padi,” tutur Suryadi menyebut faktor pestisida tak mempan.
Karena itu, Suryadi berharap pemerintah turun tangan. Toh, serangan hama wereng terjadi setiap tahun. Sudarman, petani lainnya, mengeluhkan hal serupa. Menurutnya, hama wereng sulit dibasmi karena ukurannya sangat kecil. Itu diperparah dengan belum adanya predator bagi serangga tersebut.
”Saya harap hama wereng bisa dikurangi. Capek merugi terus,” keluhnya.
Mendengar persoalan ini, Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, Dinas Pertanian Pangan Keluatan dan Perikanan Bantul Yunianti Setyorini tak menampik bahwa belum ada solusi tepat untuk menangani hama wereng. Satu-satunya yang bisa digunakan adalah pestisida. ”Tapi, penggunaan pestisida bisa mengganggu ekosistem lain,” tuturnya.
Meski belum memiliki metode penanganannya, Yuni, sapaannya, memastikan, dinas tetap berupaya mencarikan cara yang tepat. Di antaranya dengan memanfaatkan tanaman, jamur, atau bakteri. Namun, penggunaan cara pembasmian hama wereng secara alami ini masih dalam tahap penelitian. (cr5/zam/mg4)