KULONPROGO – Pemkab harus bekerja keras untuk meningkatkan performa badan usaha milik desa (BUMDes). Menyusul banyaknya BUMDes yang dikategorikan kurang sehat. Berdasar evaluasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kulonprogo pada 2018, dari 87 BUMDes, 15 di antaranya dikategorikan kurang sehat. Lima BUMDes lainnya dikategorikan sakit.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kulonprogo Sudarmanto menyebut di antara yang dikategorikan sakit adalah BUMDes Maju. BUMDes Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, ini sakit karena unit usaha BUMDes berupa simpan pinjam yang tidak berkembang. Lantaran angsuran anggota macet.

”Sementara hanya unit usaha simpan pinjam yang dikelola. BUMdes belum punya unit usaha lain,” jelas Sudarmanto Minggu(24/3).

Khusus unit usaha simpan pinjam, Sudarmanto menyebut, dikategorikan sehat jika tingkat kemacetan angsuran anggota di bawah lima persen. Indikator lain adalah biaya operasional tidak lebih tinggi dibanding pendapatan.

”BUMDes di Giripeni dan Wates juga punya masalah yang sama,” ucapnya.
Guna mendongkrak performa BUMDes, kata Sudarmanto, dinas bakal intens memberikan pelatihan. Caranya dengan menggandeng Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) DIJ. Agar BUMDes bisa mengembangkan unit usaha lain.

Toh, BUMDes bebas menentukan unit usaha. Di antaranya, mengelola tempat wisata, olahraga hingga menjadi pemasok beras ke toko berjejaring.
”Intinya pengelolaan BUMDes tidak berorientasi mencari keuntungan, tapi lebih kepada membuka peluang usaha untuk melayani masyarakat, sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi,” ujarnya.

Kepala BBLM DIJ Erlin Chaerlinatun mengatakan, instansinya memberikan pelatihan kepada 30 BUMDes di Kulonprogo tahun lalu. Dari hasil pelatihan itu diketahui bahwa pengelola BUMDes masih bingung mengembangkan usahanya.
”Ini jelas sangat disayangkan. Sebab, keberadaan BUMDes telah didukung penuh dengan pendanaan pemerintah desa,” katanya.

Kepala Desa Purwoharjo Ariwibowo membenarkan BUMDes Maju belum menghasilkan profit. Lantaran angsuran anggota macet.

”Yang kami butuhkan itu sumber daya manusia yang berkomitmen untuk mengelola BUMDes. Sejauh ini masih belum ketemu,” dalihnya.(tom/zam/mg3)