GUNUNGKIDUL – Masalah pembebasan lahan untuk proyek Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) ditargetkan selesai tahun ini. Harapannya, pembangunan akses transportasi yang membentang dari Jawa Barat hingga Jawa Timur bisa segera dituntaskan. ”Saat ini pembebasan lahan sudah mencapai 81 persen, atau sekitar 66, 6 kilo meter,” kata Kepala Seksi Pemeliharaan, Bidang Cipta Karya, DPUPRKP Gunungkidul Wadiyana saat dihubungi Selasa (26/3). Di Gunungkidul, total panjang JJLS 82,256 kilometer.
Dia mengatakan, ada sekitar 19 persen atau 15,6 kilo meter lahan warga yang harus dibebaskan. Itulah yang memicu realisasi pembangunan JJLS molor. Kendati begitu, kata Wadiyana, 15,6 kilometer lahan milik warga itu telah memasuki proses pembayaran ganti rugi. ”Sehingga bisa segera dibangun,” katanya.
Terkait pembangunan fisik JJLS, Wadiyana menyebut telah mencapai 40 persen atau 32, 9 kilometer. Artinya, ada 49,3 kilometer yang belum terbangun.
Menurutnya, jalur yang sudah terbangun pada tahap satu akan didesain ulang. Jalurnya diubah ke sebelah utara Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Baron.
Di antara wilayah yang masih dalam tahap proses pembebasan lahan berada di Kecamatan Tepus ke timur.”Tinggal membayar. Kewenangan ada di DIJ,” ungkapnya.
Sementara di wilayah Kecamatan Girisobo ganti rugi pembebasan lahan sudah mulai dilakukan. Ada tiga desa yang terdampak. Yaitu, Tileng, Jepitu, dan Balong. Sebagian warga ada yang telah menerima ganti rugi. Ada pula yang belum.”Uang ganti rugi sangat dibutuhkan karena sebagai pertimbangan untuk membuka usaha,” kata Agus. warga setempat. (gun/zam/mg4)