SLEMAN – Pascakericuhan di Jalan Wates KM 8 Minggu siang (7/4), Front Pembela Islam (FPI) berencana melapor ke Polda DIJ. Kericuhan membuat jip milik Ketua FPI DIJ-Jateng Bambang Tedy rusak.

Kepolisian mempersilakan Tedy membuat laporan polisi terkait perusakan tersebut. Polisi memastikan akan menindaklanjuti laporan tersebut. “Belum ada laporan resmi. Silakan membuat laporan kepolisian, akan kami tindak lanjuti,” kata Kabid Humas Polda DIJ AKBP Yuliyanto (8/4).

Kabar yang diterima Yuliyanto, penyerangan disebabkan saling ejek. Kericuhan itu melibatkan kader PDIP dengan anggota FPI berlangsung sekitar 10 menit.
“Kemudian berlanjut saling lempar batu. Namun berhasil diamankan anggota (polisi) bersama TNI,” ungkap Yuliyanto.

Sore harinya, massa yang sama kembali melintas. Situasi bisa dikondisikan Polisi dan TNI. Sehingga tidak terjadi kericuhan susulan.

“Sore hari sampai malam saat rombongan melewati Gamping tidak ada masalah. Kami melakukan penjagaan di titik rawan,” kata Yuliyanto.
Jip yang rusak, kata Yuliyanto, akibat terkena lemparan batu. Saat kejadian, jip milik Tedy terparkir di depan gang masuk rumahnya.

“Kami mengimbau semua menahan diri. Saling menghormati. Tidak mudah terprovokasi. Bisa duduk bersama mencari solusi. Ini masalah warga Jogja dan warga Jogja. Selesaikan dengan bijak,” kata Yuliyanto.

Bambang Tedy berencana menempuh jalur hukum. Sebab saat kericuhan terjadi, menyebabkan kerusakan jip dan pecahnya kaca rumah.
“Kami ditelepon DPP (FPI) pusat, dan mau jalur hukum. Kami akan lapor polisi, rencananya besok (hari ini) ke Polda DIJ,” ujar Tedy.

Menurut dia, FPI yang menjadi korban. Dua mobil yang parkir di gang Pedukuhan Ngaran rusak. Kaca jendela salah satu rumah di kawasan tersebut pecah.

“Karena banyak yang masuk ke sini (Markas FPI). Sekitar 500 orang, harusnya nggak seperti itu,” katanya.

Dia mengaku, FPI sudah setahun lebih tidak melakukan pergerakan apa-apa. ‘’Kami diam dulu. Tapi kalau diserang kan aneh,” katanya.
Dia mengaku memiliki bukti sekelompok orang yang menyerang markas FPI. Bukti tersebut berupa kesaksian polisi yang berjaga, serta rekaman CCTV di sekitar markas FPI.

Dia menolak jika pemicu kericuhan adalah saling ejek. Walaupun dia mengakui sempat ada kejadian saling ejek saat sore hari.

Tedy mengajak semua pihak menjaga ketenteraman. “Semua ingin damai. Mari jaga kedamaian, semua kan sama-sama orang Jogja,” katanya.

Ketua DPD PDIP DIJ, Bambang Praswanto menyampaikan, kericuhan terjadi karena provokasi kepada peserta kampanye yang melintas. Ada pancingan yang mengakibatkan pembalasan.

“Kami serahkan semuanya kepada aparat kepolisian agar mengusut supaya adil,” kata Praswanto. (har/iwa/mg3)