BANTUL – Revolusi industri 4.0 memberi banyak kemungkinan penerapan teknologi pada bidang yang luas. Optimalisasi teknologi bisa lebih luas.
Salah satunya dengan penggunaan big data dalam melakukan berbagai hal. Bisa meramal apa yang akan terjadi pada sesuatu, isu, objek, atau tren di masa depan dengan informasi yang dimiliki.
Potensi penggunaan informasi dalam revolusi industri tersebut merupakan topik seminar nasional IoT (Internet of Things), Big Data, dan Revolusi 4.0. Acara ini digelar Program Studi (Prodi) Teknik Informatika (TI) UMY (9/4) di Ruang Sidang Gedung Kasman Singodimedjo UMY.
Dekan FT UMY Jazaul Ikhsan ST MT PhD mengatakan, terdapat perubahan budaya dan peradaban akibat revolusi tersebut. “Perubahan terjadi pada level karakter. Semula individu bisa hidup tanpa internet, kini kita merasa harus masuk dalam interconnectedness ini,’’ kata Jazaul.
Industrialisasi terjadi sangat cepat akibat revolusi ini. ‘’Yang ditakutkan, kita belum fasih memanfaatkannya. Karena itu, memanfaatkan revolusi ini menjadi sebuah urgensi yang harus ditindaklanjuti serius,” ujarnya.
Pakar Teknologi Informasi, Onno Widodo Purbo PhD mengatakan, revolusi 4.0 harus disikapi untuk melakukan ekstraksi informasi yang diperlukan. “Ini yang akan menjadi aset ke depan. Optimalkan teknologi yang sudah ada, seperti IoT dan big data untuk memudahkan pekerjaan,” ujar Onno.
Pembahasan revolusi 4.0, kata Onno, menjadi poin utama. Bukan hanya teknologi termutakhirnya, namun juga pemanfaatannya.
“IoT merupakan keterhubungan melalui internet dengan perangkat komputasi. Tertanam dalam objek sehari-hari. Memungkinkan kita mengirim dan menerima data. Ini bentuk revolusi 4.0 dalam teknologi. Dan ini baru tahap awalnya saja,’’ kata Onno.
Revolusi ini harus disikapi dengan memanfaatkan big data. Yaitu sebuah set data informasi mengenai beragam isu yang terus bertambah setiap hari. ‘’Bagaimana kita mengolah data tersebut sesuai keperluan kita,” ujar Onno.
Pengolahan big data tersebut bahkan dapat digunakan untuk meramalkan banyak hal. “Dengan mengkomputasi analisa informasi dalam big data, Anda dapat menemukan pola, tren, dan hubungan. Terutama yang berkaitan dengan perilaku dan interaksi manusia.’’
Informasi ini yang kemudian dapat digunakan untuk meramal masa depan dari sebuah topik. ‘’Misal dalam menentukan apa yang akan menjadi tren dalam sebuah e-commerce dengan melihat pola konsumsi pembeli dalam sebuah situs belanja daring,’’ kata Onno.
Atau memperkirakan waktu kedatangan, lama perjalanan, atau bahkan apakah akan terjadi macet di jalan yang akan dilalui selama seminggu ke depan. ‘’Anda bahkan bisa menggunakan informasi dalam big data tersebut untuk memprediksi arah kebijakan negara,” jelasnya. (**/a11/iwa/mg3)