JOGJA – Dalam menjalankan tugasnya, Kapolsek Kraton Kompol Etty Haryanti memiliki cara tersendiri. Tidak hanya sekadar tegas, namun juga humanis. Salah satunya dengan menerapkan kecintaannya pada dunia seni. Wujudnya dalam strategi polisi masyarakat atau Polmas.
Menjabat Kapolsek sejak 28 bulan yang lalu, Etty tentu memahami karakter wilayah kerjanya. Kraton menurutnya adalah wilayah yang memiliki kearifan lokal tinggi. Terutama dalam aspek seni dan budaya di lingkungan masyarakatnya. “Seorang anggota polisi harus terus melakukan terobosan dalam melaksanakan tugasnya. Melihat potensi di sekelilingnya lalu membaur tapi tetap menjalankan tugasnya secara professional,” jelasnya ditemui Mapolsek Kraton Kamis (11/4).
Selain patroli formal rutin, Etty kerap membaur dalam beragam kegiatan masyarakat. Seperti srawung bersama Komunitas Paseduluran Alun-Alun Kidul setiap Kamis. Dia kerap menyumbangkan suara, bernyanyi bersama anggota komunitas tersebut. Tidak terhenti sampai disini, Etty bahkan pernah terlibat dalam beberapa pementasan ketoprak. Terhitung hingga saat ini, dia telah tergabung dalam tiga lakon. Mulai berperan sebagai Srikandi hingga menjadi sosok Permaisuri.
Bahkan Agustus mendatang dia juga akan kembali pentas. Kali ini dia berperan dalam lakon ‘Roro Jonggrang Nagih Janji’. Naskah ketoprak ini disutradarai oleh tokoh masyarakat Kanjeng Raden Tumenggung Koeswarsantyo. “Istilahnya ngrabuk nyowo bersama warga Kecamatan Kraton. Dalam srawung tersebut saya juga menyelipkan pesan pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat. Kalau ada permasalahan jangan ragu untuk melapor,” katanya.
Imbasnya, warga memiliki kedekatan dengan polisi. Dari berbagai kasus yang terjadi langsung bisa teratasi. Ini karena warga segera melapor apabila menemukan kejanggalan. Tidak hanya ke kantor namun langsung ke nomor gawai pribadi milik Etty.
Aktivitas Etty dan jajarannya sejatinya mudah terpantau. Sang kapolsek memanfaatkan sosial media sebagai media informasi. Mengabarkan seluruh kegiatannya saat bertugas. Mulai dari sambang patroli hingga penanganan kasus. “Aktivis media sosial itu 90 persen untuk melaporkan kinerja Polri. Juga menjadi ajang komunikasi dan silaturahmi dengan warga,” ujarnya. (dwi/pra/mg4)