SLEMAN – Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman menyarankan petani yang lahannya mengalami kekurangan air, agar tidak memaksakan diri untuk menanam padi. Disarankan diganti dengan komoditas lain.
“Tinggal mengubah pola tanam,” ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan DP3 Sleman Rofiq Andriyanto, Rabu (1/5). Menurut dia, dengan datangnya musim kemarau tentu ada penyusutan lahan. Namun, baginya itu adalah hal biasa. Para petani, disarankan beralih ke palawija seperti jagung. Bisa juga petani menanam komoditi tembakau.
Menghadapi musim kemarau pihaknya juga telah menyiapkan cadangan beras sebanyak 100 ribu ton gabah. Itu dari hasil panen Maret-April dari lahan seluas sekitar 16 ribu hektar. “Seluruh Sleman Maret April luas panen 16 ribu hektar dengan rata-rata panen 6,5 ton per hektar. Jadi nanti ada cadagan gabah sebanyak 100 ribu ton,” ungkapnya.
Tapi sebelum masuk kemarai, pihaknya masih mengejar target luas lahan tanam. Pada musim tanam kedua ini pihaknya bisa mentargetkan mengolah lahan seluas 6.200 hektar. Lahan yang dipersiapkan itu khusus untuk menanam padi. “Nanti konsentrasi di musim tanam kedua ini di wilayah Sleman barat yang relatif punya banyak air, dan musim tanam kedua ini harapannya tidak mundur” kata Rofiq
Untuk itu, jelang musim tanam kedua Mei-Juni ini, DP3 Sleman memberikan bantuan benih kepada para petani. Bantuan itu berupa bibit utuk lahan seluas 4.200 hektar di seluruh Sleman.Melihat kondisi cuaca saat ini pihaknya masih optimis bisa mengejar yang dicanangkan. Tentu, kata dia, hal ini tidak mudah. Lantaran Mei sudah masuk musim kemarau. “Artinya sebelum benar-benar masuk kemarau di pertengahan Juni sudah bisa mengejar (target) itu,” tegasnya.
Saat ini, pihaknya juga tengah fokus untuk membenahi jaringan irigasi. Sebab, tanpa didukung saluran irigasi yang baik maka hasil panen tidak akan maksimal. “Makanya untuk tahun ini kami rencanakan untuk merehab jaringan irigasi di Sleman seluas 600 hektar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kelompok Data dan Informasi stasiun Klimatologi BMKG Jogjakarta Djoko Budiyono menjelaskan saat ini masih ada potensi untuk turun hujan. Sedangkan untuk musim kemarau di DIJ diprediksi akan dimulai dari Mei dasarian pertama dan dasarian kedua. (har/pra/fj)