JOGJA – Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti (HS) mencanangkan Bulan Bakti Gotong Royong, di Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kamis (2/5). Pencanangan ini sebagai momentum guna menggerakkan semangat gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. “Ini sebagai komitmen kita bersama untuk mensejahterakan masyarakat,”kata Haryadi.

Pencanangan ini juga ditandai dengan penyaluran dana hibah kelurahan senilai Rp 5,5 miliar. Jumlah ini dibagikan untuk 45 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) se-Kota Jogja. Dana hibah ini untuk mendukung pembangunan. Jumlah dana ini sudah termasuk untuk lansia, kelomok difabel, dan intervensi warga miskin.

Haryadi menyerukan kepada para pengelola  LPMK- LPMK ini untuk menggunakan dana tersebut tidak hanya pembangunan fisik atau infrastruktur. “Melainkan juga untuk pembangunan manusia. Yakni sumber daya manusia,’’ tegasnya.

Menurut HS, dengan meningkatkan pembangunan sumber daya manusia ini, diharpkan ikut menanggulangi tingkat kemiskinan. Yang harus dilakukan adalah dengan cara kegiatan ekonomi produktif. Berkaitan dengan peningkatan pembangunan manusia ini, LPMK disarankan bekerjasama dengan lembaga- lembaga lain, seperti PKK, PAUD, kelompok lansia, dan perempuan.

Nilai yang disalurkan kepada 45 LPMK ini berbeda-beda. Yakni berdasarkan proposal yang sudah dirembuk dalam musrenbang. Itu termasuk penggunaannya agar sesuai dengan peruntukannya, Besarannya juga berbeda-beda. Ada yang Rp 130 juta, Rp 113 juta dan lain-lain. “Saya berharap jangan sampai masyarakat berurusan dengan hukum. Karena penyimpangan misalnya. Sebab, ini akan dimonitor dan evaluasi,” terangnya.

Ketua Asosiasi LPMK Kota Jogja sekaligus ketua LPMK Kricak, Heryanto menuturkan penyaluran dana hibah ini ditentukan oleh luas wilayah dan tingkat kemiskinannya. Jumlah paling tinggi Rp 140 juta. Ada juga yang hanya Rp 70 juta karena luas wilayahnya yang kecil.

Terkait dengan peningkatan pembangunan SDM, Heryanto menerangkan sudah menerapkan sistem pembagian 40 persen untuk fisik dan 60 persen untuk pembangunan nonfisik. Kegiatan yang dilakukan antara lain pelatihan, dan pemberdayaan masayarakat perempuan. Bahkan, program ini telah dilakukan tiga sampai empat tahun berjalan ini. “Jadi, kami berdayakan masyarkaat. Termasuk yaitu pelatihan keterampilan kepada bu-ibu,” tuturnya.

Di tenpat yang sama, juga dilakukan penandatanganan memorandum of understansing (MoU) terkait pengembangan jaringan rumah pangan kita (RPK) di wilayah Kota Jogja oleh Perum Bulog Sub DIvre Kota Jogja. Pengembangan RPK ini dalam rangka mendekatkan Bulog ke wilayah. Tujuannya agar kebutuhan masyarakat tersedia dan tercukupi dengan harga Bulog, “Jadi kalau butuh apa-apa tidak harus ke kantor Bulog, karena setiap wilayah sudah ada,” terangnya. (cr15/din/zl)