BANTUL – Minat mahasiswa baru masuk ke Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) Jogjakarta semakin meningkat setiap tahunnya. Khususnya kepada profesi flight attendent (FA) atau Program Studi (Prodi) Pramugari.

“Setiap tahun memang terus meningkat masuk ke prodi ini. Apalagi ini karena diimbangi dari pemerintah mensuport seperti pembesaran bandara. Tentu banyak membutuhkan banyak SDM, terutama air crew pramugari atau pramugaranya,” jelas Kepala Prodi Flight Attendent STTKD Menik Andriyanti  di kampusnya.

Kepada Radar Jogja, Menik mengatakan, berbeda dengan tiga tahun pertama, profesi khusus FA atau pramugari dibatasi hanya dua kelas. Sedangkan memasuki tahun 2019 ini, kampus menyediakan tiga sampai empat kelas yang diisi 45 mahasiswa setiap kelasnya.

Menurutnya, ini karena banyaknya rekrutmen yang digelar maskapai penerbangan. Artinya, banyak membutuhkan sumber daya manusia (SDM) untuk air crew. Dan setiap ada rekrutmen pramugari, pasti terdapat ribuan pelamar kerja.

Dikatakan, banyaknya fasilitas pekerjaan di dunia penerbangan, menjadi salah satu daya tarik bagi lulusan untuk menatap masa depan yang cerah. STTKD yang meluluskan calon air crew atau FA ini setiap tahunnya memiliki komitmen mahasiswanya diharuskan bisa diterima di salah satu maskapai.

Namun, aturan tetap berlaku yaitu setelah semester dua dan setelah ujian tengah semester (UTS) mereka diizinkan mengikuti perekrutan. “Di tahun ini juga sudah ada mahasiswa yang diterima di salah satu maskapai domestik. Dan bulan ini akan lebih banyak mahasiswa yang akan mendaftar di beberapa maskapai. Kami memang mendorong untuk itu,”  tambahnya.

Yang berbeda dari prodi ini dibanding perguruan tinggi lain, menurut Menik, sekolah ini memiliki fasilitas pesawat sendiri dan merupakan pesawat asli. Pesawat ini digunakan untuk mahasiswa praktik atau materi yang berhubungan dengan FA, yaitu Boeing 737-200 dan Cessna 150.

Selain itu memiliki  fasilitas lain seperti evacuation driil atau alat untuk evakuasi. Mereka  dilatih bagaiman cara menyelamatkan penumpang dari dalam pesawat kurang dari 90 detik. Kalau keadaan darurat di daratan, nanti akan meluncur menggunkan slide.

“Adapun beberapa materi yang diberikan seperti announcment, praktik cabin practice, food and beverage, dan lain-lain,” ujarnya. Untuk kesiapan mahasiswa masuk sekolah ini, ada beberapa tes. Apalagi di dunia penerbangan yang paling utama adalah kedisiplinan waktu.

“Jadi di sini dilatih bagaimana caranya untuk disiplin, dilatih juga untuk maslaah kesehatannya. Karena untuk menjadi crew itu butuh stamina yang kuat, jadi juga dilatih ada olahraganya,” tambahy Menik.

STTKD sendiri memiliki enam prodi, salah satunya pramugari dan pramugara, di mana ini lembaga pendidikan resmi dari Ditjen Perhubungan Udara. Untuk pendidikan inti dari pramugari itu sendiri tidak sampai satu tahun.

“Tapi kita kan perlu pengembangan teknis, selain yang pendidikan murni pramugari. Juga ada tambahan pendidikan pengetahuan tentang aviation knowledge,” tambah Hasan Taufik, Training Manager Flight Attendent STTKD Training Center. (cr15/laz/er)