SLEMAN – Menelan kekalahan dari Persipura Jayapura 0-2 di laga uji coba di Stadion Maguwoharjo, Kamis malam (9/5), Super Elang Jawa (Elja)- julukan PSS Sleman layak menjadi perhatian. Jika tidak skuad dan permainan tidak segera dibenahi, bukan tidak mungkin, Liga 1 musim ini hanya menjadi persinggahan sesaat.

Pada tiga laga uji coba yang sudah dilakoni, skuad Super Elja memang baru sekali menelan kekalahan. Itu pun dari tim terbilang memiliki catatan gemilang di kompetisi teratas Liga Indonesia, Persipura Jayapura. Namun sebenarnya, hasil dua uji coba melawan Badak Lampung FC dan PSIS Semarang pun sebenarnya Bagus Nirwanto dkk belum menunjukkan progres perkembangan tim yang cukup signifikan.

Hal yang paling mendasar cukup mencolok, yakni masih kurang padunya koneksi antar lini di skuad Laskar Sembada. Belum lagi, kesalahan elementer masih kerap menghiasi permainan PSS selama 90 menit.

Maka tidaklah mengherankan jika suporter melampiaskan kekesalan mereka atas penampilan skuad asuhan Seto Nurdiyantara. Seto pun mengakui ketidakpaduan skuad asuhnya didorong dari pembentukan tim yang tidak semulus musim lalu. Akibatnya, diperlukan proses untuk memadukan karakter anak asuhnya. ”Kalau manajemen akan cut, saya pun siap dievaluasi,” kata Seto Jumat (10/5).

Di awal pembentukan tim, sebenarnya skuad PSS Sleman memiliki karakter bermain yang cukup khas. Itu ditujukkan dengan permaianan ciamik saat menghadapi Barito Putera dan Borneo FC yang sebenarnya lebih lama dibentuk.

Namun, sejak empat pemain asing bergabung, karakter permainan ngotot dan keras pada awal pra musim sering terlihat perlahan mulai luntur. Pemain, seolah kehilangan kepercayaan diri menghadapi skuad mentereg Mutiara Hitam –julukan Persipura Jayapura. ”Memang kami kalah dalam kualitas, baik individu maupun tim. Itu karena Persipura tim sudah terbentuk sejak lama,” kata pelatih yang menggemari motor-motor klasik itu.

Padahal, skuad Super Elja hanya memiliki waktu lima hari untuk berbenah sebelum menghadapi Arema FC di laga pembuka Liga 1 Indonesia di Stadion Maguwoharjo (15/5) mendatang. ”Di waktu yang ada kami harus berbenah. Apalagi lawan yang dihadapi secara kualitas tim juga di atas kami,” kata Seto.

Kekalahan itu tidak bisa diterima oleh sebagian besar suporter PSS. Usai laga para supporter melakukan protes. Protes dimulai dengan menyalakan flare dan melemparkannya ke lapangan. Selain itu para supporter juga enggan menyanyikan lagu “Sampai Kau Bisa” yang selama ini menjadi tradisi selepas pasukan Seto Nurdiyantoro menjalani sebuah pertandingan.

Protes para pendukung PSS ternyata tidak cukup di situ. Sebagian kecil dari mereka menanti skuat pss yang akan menaiki bus untuk pulang ke hotel sembari melontarkan makian dan kemarahan.

Melihat reaksi dari para suporter tersebut, Alfonso De La Cruz mengungkapkan isi pikirannya. Menurutnya wajar saja jika suporter kecewa, tetapi ia menekankan laga melawan Persipura hanyalah sebuah laga uji coba. “Ini hanya uji coba, kami akan kembali bekerja keras ke depan,” ujar Alfonso.

Kendati demikian, Alfonso tetap yakin dengan peluang timnya saat jumpa Singo Edan- julukan Arema FC.”Melawan Arema akan sulit, tapi kami masih punya waktu untuk persiapan,” tandas eks penggawa Selangor FA tersebut. (bhn/cr12/cr10/by)