JOGJA -Pada 2017 lalu, Bripda Fajar Astuti berhasil mencapai puncak Carstenz di pegunungan Jayawijaya Papua. Pengalaman yang merubah kebiasaanya sehari-hari. Termasuk dalam menjaga alam dan kebersihan lingkungan.

“Dampaknya besar, sekarang lebih mencintai alam. Kalau dulu kadang war-wer buang sampah sembarangan, kini buang di tempatnya,” ujar Fajar Astuti belum lama ini.

Tambahnya gadis asli Sleman itu mencintai alam Indonesia, karena rasa takjubnya saat sampai di puncak Carstenz. Dia tidak menyangka jika di alam Indonesia terdapat salju abadi. Apalagi perjuangannya sampai puncak, yang butuh waktu dua pekan.

“Sampai puncak (Carstenz) pas turun salju, gak nyangka bisa sampai sana. Apalagi selama perjalanan ada yang kena hipotermia,” ungkapnya.

Hal lain yang menjadi pembelajaran, Fajar yang kini sedang ditugas BKO di Spripim Wakapolri di Jakarta itu, adalah belajar disiplin. Itu karena selama masa training di Gunung Gede Pangrango Jawa Barat, dia bersama rekan-rekannya yang lain harus naik turun ke puncak tiap dua hari sekali.

“Naik ke puncak langsung turun, tanpa nge-camp,” jelasnya.

Fisik dan mentalnya yang terlatih itu juga yang membuat gadis kelahiran 28 Oktober 1998 itu kini dimasukkan ke grup olahraga Polda DIY. Tiap ada kegiatan olahraga, seperti marathon, dia selalu diikutkan.

“Jadi sering diikutikan kegiatan fisik, sering ikut lomba tapi belum pernah menang,” ujarnya sambil tersenyum. (pra/zl)