JOGJA – Komunitas Zero Waste Indonesia (@zerowaste.id_official, ZWID) akan mengadakan kampanye #TukarBaju di Jogjakarta. Event ini sebuah mekanisme untuk menawarkan solusi terhadap industri fesyen yang kian berkembang dan mempunyai potensi yang sangat besar sebagai penyumbang sampah dalam bentuk limbah tekstil.
Bertempat di Antologi Collaboractive Space, komunitas ini membuat sesi bertukar pakaian. Pengunjung yang datang bisa membawa maksimal lima buah pakaian mereka untuk kemudian di tukarkan pada area aktivitas #TukarBaju.
”Tak hanya aktifitas bertukar baju, ada pula sesi Ngabuburit Santai dimana sesi bercerita jelang berbuka puasa dengan tiga narasumber warga Jogjakarta,” ujar PR & Project Manager Zero Waste Indonesia Amanda Zahra Marsono dalam pers rilisnya.
Amanda menjelaskan, narasumber yang akan dihadirkan adalah Bukhi yang merupakan praktisi gaya hidup sustainable, Semilir Ecoprint; designer merek ethical fashion, dan Dluwang Art; pengrajin yang memanfaatkan limbah tekstil.
Mereka semua yang tentunya telah menyoroti isu serupa dan tentunya bertujuan sama yaitu mengurangi sampah fashion dan limbah tekstil di Indonesia. Gagasan kampanye ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat bahwa menjaga lingkungan harus dilakukan di segala aspek kehidupan.
Oendiri komunitas Zero Waste Indonesia Maurilla Sophianti Imron menambahkan, tahun lalu ketika komunitas Zero Waste Indonesia berdiri memfokuskan pada isu plastik. Menurutnya, antusiasme masyarakat sangat tinggi sekali.
”Kami putuskan 2019 saatnya kami mengangkat isu baru, jangan sampai karena isu plastik yang hangat, jenis sampah yang lain jadi terlupa, maka dari itu sampah dari industri fesyen berupa limbah tekstil ini juga harus diperkenalkan kepada masyarakat, karena belum banyak yang sadar akan jenis sampah ini,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini industri fashion adalah salah satu industri yang paling berpolusi terhadap lingkungan. Berkembangnya industri dari berbagai merek fast fashion (fashion cepat) di berbagai belahan dunia serta tren fesyen yang sangat dinamis menggerakan komunitas mengkampanyekan bahwa sistem barter atau bertukar sesungguhnya adalah sederhana untuk dilakukan.
”Mekanisme ini memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk mendapatkan gaya berbusana baru tanpa harus mengeluarkan dana tambahan untuk berbelanja pakaian baru. Tetap tampil dengan gaya baru namun terjangkau dan ramah lingkungan sangat mungkin terjadi dengan mekanisme #TukarBaju ini,” jelasnya.
Tak sembarang baju yang bisa ditukar, kondisi baju harus bersih, layak pakai, tidak bernoda, tidak lusuh, dan tidak ketinggalan zaman. Baju yang diterima akan diperiksa dan dikurasi terlebih dahulu. (ila)