SLEMAN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman memprediksi, volume sampah di Sleman akan meningkat pada H+3 Lebaran. Pada hari pertama dan kedua Idul Fitri, layanan pengangkut sampah, libur.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Persampahan, DLH Sleman, Sri Restuti Nurhidayah mengatakan, peningkatan terjadi untuk sampah rumah tangga. Hal itu merupakan akumulasi tumpukan sampah akibat dua hari layanan persampahan tidak beroperasi.
“Peningkatan (sampah) rumah tangga terjadi pada hari pertama dan kedua Lebaran. Karena kami tidak ada pelayanan. Jadi sampah pasti ditampung di rumah. Pada hari ketiga Lebaran, sudah diambil gerobak dan dibawa ke depo,” kata Restuti, Kamis (23/5).
Data DLH Sleman, produksi sampah di Sleman 800 ton per hari. Sampah tersebut didominasi sampah rumah tangga. Dengan rata-rata produksi 0,67-0,70 kg setiap orang per hari.
“Pada Lebaran kan mungkin yang anak kos mudik. Juga ada yang mudik ke Sleman. Jadi, hampir sama saja produksi sampahnya,” ujar Restuti.
Dikatakan, pada Ramadan ini, produksi sampah di Sleman meningkat. Dikarenakan adanya pasar Ramadan yang turut menyumbang sampah.
“Pasar Ramadan tidak langganan layanan sampah ke kami. Biasanya, sampah mereka bawa pulang. Dari rumah, baru ke depo,” kata Restuti.
Pengurus Paguyuban Depo Sampah Nogotirto, Gamping, Hartono mengatakan, belum ada peningkatan volume sampah signifikan. Jika ada, volume sampah rumah tangga yang menyumbang peningkatan terbanyak. “Biasanya H-7 Lebaran sudah banyak peningkatan,” jelas Hartono.
Dia khawatir munculnya sampah liar. Dari sampah-sampah liar yang dia kumpulkan, sudah ada dua kubik per hari. Para anggota paguyuban berjaga 24 jam agar tidak ada yang membuang sampah liar di depan depo.
“Sudah kami larang. Sudah kami jaga. Tapi ada yang ngeyel. Akhirnya kami biarkan mereka membuang sampah dan dimasukkan ke depo. Walaupun tidak berlangganan, asalkan pada jam-jam tertentu,” ungkap Hartono. (har/iwa/fj)