SLEMAN – Pembangunan underpass (terowongan) perempatan Kentungan Jalan Kaliurang, Sleman, telah berlangsung sejak 13 Desember 2018. Setelah berjalan lima bulan perkembangnnya telah mencapai 30 persen. Ditarget underpass itu selesai dibangun sebelum 31 Desember 2019.
Pembangunan semuanya menggunakan APBN Tahun Anggaran (TA) 2018-2019. Totalnya mencapai Rp 101 miliar. Tepatnya Rp 101.630.610.674. Kontraktor proyek tersebut adalah PT Istaka Karya (persero). Salah satu badan usaha milik negara (BUMN) di bawah Kementerian BUMN.
“Dari informasi yang kami peroleh pelaksanaan pembangunan selama 384 hari kalender,” ujar Ketua Komisi C DPRD DIY Zuhrif Hudaya, Kamis (30/5).
Informasi itu diperoleh Zuhrif saat mengadakan peninjauan ke lokasi pada Senin (27/5). Kunjungan dilakukan Zuhrif bersama tiga orang anggota dewan lainnya. Mereka adalah wakil ketua Komisi C Agus Subagyo, sekretaris Gimmy Rusdin Sinaga dan anggota Komisi C Suharwanta. Tampak ikut mendampingi dalam kunjungan itu Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP dan ESDM) DIY Bambang Sugaib.
Agus Subagyo menambahkan, progress 30 persen itu berada di sisi barat atau zona 4. Usai Lebaran, pembangunan beralih ke sisi timur atau zona 3. “Panjang underpass seluruhnya 900 meter,” jelasnya.
Agus menaruh harapan, underpass Kentungan yang dibangun dua jalur bisa membantu menguarai kemacetan. Khususnya di kawasan Jogja Utara. “Lebih khusus lagi di perempatan Kentungan yang selama ini dikenal super padat,” ungkapnya.
Dalam kunjungan itu, Komisi C memberikan sejumlah catatan penting. Di antaranya untuk mengatasi genangan air agar dipasang pompa otomatis. Komisi yang membidangi pembangunan itu juga mengusulkan agar ornamen underpass Kentungan mengedepankan ciri khas budaya Yogyakarta.
“Tak ketinggalan kami berpesan utamakan kualitas bangunan,” ujar Agus.
Di tempat sama, Anggota Komisi C DPRD DIY Suharwanta mengatakan, tahun depan pembangunan underpass dilanjutkan ke perempatan Gejayan. Jaraknya kurang lebih 2 kilometer sebelah timur simpang empat Kentungan. “Gejayan selama ini juga padat dan sering terjadi kemacetan,” kata Harwanta.
Kelak setelah direalisasi sepanjang ringroad utara yang sekarang bernama Jalan Padjajaran ada tiga underpass. Dimulai dari underpass Jombor berlanjut Kentungan dan terakhir underpass Gejayan. “Semoga dengan hadirnya tiga underpass itu akan berkontribusi mengatasi kemacetan,” lanjutnya.
Diceritakan jauh sebelum ada rencana pembangunan underpass Kentungan dan Gejayan, Komisi C DPRD DIY bersama Dinas PUP dan ESDM DIY secara proaktif berkomunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
Komunikasi juga dijalin dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Kementerian PUPR yang berada di Semarang. BBPJN VII membawahkan pembangunan jalan nasional di Jawa Tengah dan DIY.
“Kami terus kawal. Termasuk pada akhir Desember 2018 kami ke Semarang. Kami dapat informasi setelah underpass Kentungan, pada 2020 dilanjutkan membangun underpass Gejayan,” ungkap Harwanta.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) underpass Kentungan Sidik Hidayat menyatakan sejak H-10 Lebaran, pekerjaan yang bersifat berat telah dihentikan. “Tinggal pekerjaan kecil-kecil sesuai masukan dari kepolisian,” terangnya. Sidik memastikan pembuatan jalan eksisting timur di sisi utara telah selesai. Saat puncak arus mudik sudah bisa dilalui kendaraan. “Tinggal dibersihkan saja,” katanya. (kus/fj)