BANTUL – PSIM Jogja langsung menurunkan skuad terbaiknya saat melakoni laga persahabatan dengan Timnas Indonesia U-23 di Stadion Sultan Agung, Bantul, tadi malam (2/6). Skuad Laskar Mataram ini masih belum bisa memanfaatkan peluang dan mengonferensikannya menjadi gol. Hingga peluit akhir, skor berkesudahan imbang tanpa gol.
Pelatih PSIM Jogja Vladimir Vujovic mengatakan hasil yang didapat anak asuhnya cukup baik. Sebab, yang dilawan bukan tim di Liga 2. Melainkan kumpulan pemain dari Liga 1. “Ini hasil yang realistis,” kata Vlado seusai laga.
Vlado melihat, banyak peluang yang didapatkan oleh anak asuhnya. Hanya saja memang untuk penyelesaian akhir masih menjadi sorotan. “Tidak buat gol itu hal yang normal,” bebernya.
Menjelang bergulirnya Liga 2, Vlado merencanakan satu lagi laga uji coba. Itu untuk mematangkan permainan lagi. “Kami akan uji coba tertutup satu kali lagi setelah libur Lebaran,” katanya.
Sementara itu, Pelatih Timnas Indonesia U-23 Indra Sjafrie mengatakan ada skema permainan yang tidak berjalan. Namun, dia menganggap hal itu wajar. “Sebab yang kami panggil adalah muka-muka baru,” kata Indra.
Skema permainan Timnas tidak berjalan sama sekali pada babak kedua. Sebab, pada babak kedua banyak muka baru yang masuk. “Untuk masalah dan kendala hari ini, ke depan akan kami cari solusi,” bebernya.
Pertandingan dua tim beda level ini berlangsung menarik. Jual beli serangan terjadi di sepanjang pertandingan. Baik PSIM Jogja maupun Timnas Indonesia U-23 berusah mengejar gol.
Tampil dengan patron 4-3-3, pada babak pertama penggawa Timnas U-23 lebih banyak menguasai bola. Sehingga pemain PSIM kesulitan mengembangkan permaianan.
Kendati demikian, peluang terbanyak justru datang dari pemain PSIM Jogja. Beberapa kali sepakan kaki Ichsan Pratama dan tendangan bebas Aditya Putra Dewa mengancam gawang Timnas U-23 yang dikawal Nadeo Winata. Namun, di bawah mistar Nadeo tampil tenang dan berhasil menepis peluang yang didapat PSIM.
Timnas juga bukan tanpa peluang. Beberapa kali manuver dari Witan Sulaiman dan Feby Eka membuat pertahanan Laskar Mataram yang dikomandoi Hisyam Tolle harus berjibaku menghalau gelombang serangan Timnas U-23.
Selepas turun minum, Indra Sajfrie merombak total skuadnya. Sepuluh pemain diganti. Pun demikian dengan PSIM yang mengganti enam pemain.
Sayangnya, permainan di babak kedua baik PSIM Jogja maupun Timnas Indonesia U-23 tetap kurang menjanjikan. Salah passing dan kurang tenang dalam finishing masih kerap terjadi. Namun, permainan PSIM di babak kedua terasa lebih menyerang. Beberapa menit laga babak kedua dimulai PSIM langsung menggebrak. Ichsan Pratama melepaskan sepakan namun masih melayang. Pun demikian dengan solo run Hendika Arga yang melewati pemain Timnas tendangannya masih lemah.
Peluang terbaik hadir saat heading Cristian “El Loco” Gonzalez. Menerima umpan dari sisi kanan. Headingmya masih bisa diamankan penjaga gawang pengganti Dicky Indrayana.
Satu jam laga berlangsung kedua tim masih kesulitan mengembangkan permainan dan lebih memilih melakukan tendangan spekulasi dari luar kotak pinalti. Hingga pertandingan selesai, banyak peluang yang terbuang sia-sia dari kedua tim. (har/laz)