JOGJA – Sejak 21 Mei 2018 lalu, Gunung Merapi masih dipertahankan dalam status waspada. Kondisi itu justru dinilai kesempatan bagi wisatawan untuk menikmati Gunung Merapi dalam kondisi yang berbeda.
Meski begitu kawasan tersebut bukan terlarang sepenuhnya. Sesuai anjuran kawasan terlarang hanya radius tiga kilometer dari puncak gunung. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta Hanik Humaida meminta wisatawan mematuhi aturan ini. Pertimbangannya demi keamanan dan kenyamaan bersama. Namun dia juga mendukung produk wisata yang lebih edukatif. Salah satunya adalah volcano tour dengan kendaraan jip.
“Monggo silahkan berkunjung ke objek wisata di Merapi. Tapi tetap ikuti anjuran dan larangan yang berlaku. Kalau sekadar menikmati volcano tour tidak apa-apa,” jelasnya kemarin.
Menurut dia, paket wisata volcano tour justru lebih menarik. Terlebih saat ini Gunung Merapi memasuki fase guguran. Dimana pada waktu-waktu tertentu akan terlihat guguran lava dari puncak Merapi. Potensi ini setidaknya bisa dikelola namun tetap dengan cara yang bijak.
Koordinasi, lanjutnya, bisa terjalin antara pelaku wisata dan instansi pemerintah. Dalam hal ini Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) dengan Dinas Pariwisata maupun BPBD Sleman. Selain penentuan rute juga jam operasional.
“Bisa jadi wisata edukasi, apalagi selama ini jip wisata kan sudah mengunjungi bekas erupsi Merapi. Nah kalau ini bisa dikombinasi dengan melihat guguran lava dari jarak yang sangat aman,” ujarnya.
Berdasarkan data BPPTKG DIJ, volume total kubah lava mencapai kisaran 457 meter kubik. Sementara rata-rata pertumbuhan kubah lava harian berkisar 3000 meter kubik. Hingga saat ini status Gunung Merapi tetap bertahan dalam level waspada.
Dalam kesempatan ini dia juga berpesan agar AJWLM aktif dalam manajemen bencana. Kendaraan jip bisa difungsikan sebagai kendaraan evakuasi. Terutama menjangkau rumah warga yang akses jalannya tidak baik.
“Apalagi mayoritas supir dan operator adalah warga sekitar lereng Merapi. Tentu paham peta wilayah dan rute evakuasi. Bisa ikut aktif,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih juga telah menyiapkan sejumlah paket wisata. Program terfokus di wilayah Cangkringan dan Pakem. Mulai dari wisata pertunjukan hingga wisata minat khusus. Dia mengakui bahwa volcano tour menjadi favorit di Sleman.
Terkait wisata minat khusus ini, dia telah memberikan imbauan kepada operator AJWLM. Syarat utama adalah kelaikan kendaraan. Lalu memiliki surat ijin mengemudi dan keahlian dalam mengendarai jip wisata.
“Kami mempersilahkan pengelola jip wisata menyediakan paket wisata guguran lava. Tapi tetap dalam koridor yang aman bagi wisatawan. Cari spot yang strategis sehingga bisa melihat guguran dari Gunung Merapi,” pesannya. (dwi/pra)