Kue lompong sudah dikenal luas sebagai salah satu makanan khas Purworejo. Memiliki cita rasa tinggi dan legit manis di lidah, di tangan mahasiswa makanan ini pun menjadi sesuatu yang beda dan bisa menjadi alternatif baru oleh-oleh khas dari daerah ini.
BUDI AGUNG, Purworejo
Disebut dengan Kopong Miswa, kue lompong ini dikembangkan oleh lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP). Mereka adalah Yayang Dela Puspita Ayu (Prodi PGSD), Siti Nur Latifah (Prodi Manajemen), Adita Kurniawati (Prodi Manajemen), Ika Fitri Islamiyah (Prodi Manajemen), dan Intan Lestari (Prodi Pendidikan Matematika).
Para mahasiswa ini merupakan kelompok yang didirikan untuk mengikuti Progrm Kreativitas Mahasiswa (PKM) Dikti tahun 2018. Tujuan dari pembuatan makanan itu untuk melestarikan makanan lokal yang sudah ada.
Kue lompong sendiri dikenal sebagai kue yang berbahan dasar ketan, di mana bagian isinya diberi campuran gula dan kacang. Sudah banyak orang yang menyukai makanan ini dan tidak bisa diperoleh di luar Purworejo.
“Kopong Miswa ini merupakan upaya untuk melestarikan makanan khas Kabupaten Purworejo, yakni kue lompong, dengan inovasi menambah varian yang berbeda,” kata Yayang Dela Puspita Ayu selaku ketua tim ini kepada Radar Jogja, kemarin (6/6).
Meski terbilang baru, Kopong Miswa mampu menarik perhatian publik. Terbukti banyak masyarakat, termasuk dari luar daerah, yang telah membeli dan mencicipinya. Dengan harga yang cukup terjangkau, hanya Rp 2 ribu per buah, konsumen berbagai kalangan usia dapat menikmatinya dengan aneka varian rasa.
“Kami berhasil menjaring konsumen yang tertarik pada produk Kopong Miswa dengan menerima pesanan sampai luar daerah Purworejo, seperti Wonosobo melalui layanan WA. Sejak bulan pertama produksi kami telah mendapat order secara kontinyu, baik secara eceran maupun borongan,” sebutnya.
Suyoto, dosen pembimbing tim PKM Kopong Miswa, menyatakan, produk ini menjadi produk inovatif yang sarat manfaat bagi kesehatan. Meski belum diuji di laboratorium, Kopong Miswa diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan, khsususnya pencegah kanker.
Menurutnya, manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sebagian besar dari tumbuhan itu dapat dimanfaatkan sebagai obat, salah satunya kulit manggis. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan utama yang dimiliki kulit manggis adalah Xanthone.
Xanthone merupakan salah satu kandungan senyawa alami tertinggi yang dimiliki kulit manggis, bahkan manfaat dan khasiat kulit manggis telah terbukti sebagai obat alami untuk mengatasi penyakit degeneratif seperti kanker.
Sementara susu kambing Etawa atau Kaligesing mengandung flourin lebih banyak daripada susu sapi. Berdasarkan penelitian, kandungan flourin pada susu kambing etawa adalah 10 sampai 100 kali kandungan flourin pada susu sapi. Flourin sangat bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara alami.
“Kopong Miswa ini sekaligus menjadi gebrakan baru dalam pelestarian makanan khas Kabupaten Purworejo yang kini mulai tidak diminati orang,” ungkapnya. (laz/zl)