MUNGKID – Beragam kerajinan batu alam seperti cobek, ulekan, patung, dan miniatur menjadi oleh-oleh incaran wisatawan ketika melintasi daerah Muntilan. Akan tetapi libur Lebaran kali ini menjadikan sejumlah perajin batu alam mengalami penurunan omzet.
Hal itu diungkapkan Surya Devi, pemilik kios kerajinan batu alam di Jalan Jogja-Magelang, tepatnya di daerah Salam, Kabupaten Magelang. “Sekarang agak sepi, tidak seperti tahun-tahun lalu ramainya. Sekarang omzet turun 50 persen,” ucapnya.
Sepinya pengunjung, menurut Devi, dipengaruhi keberadaan jalan tol Semarang-Solo yang diresmikan 2018 lalu. Jumlah pemudik yang melewati wilayah Magelang menjadi berkurang. “Sebelum dibangun jalan tol di sana itu, kami selalu ramai,” tandasnya.
Hal serupa juga dirasakan Waluyo, pedagang kerajinan batu alam di wilayah Sedayu, Muntilan, Magelang. Dia juga membenarkan jumlah konsumen berkurang saat libur Lebaran kali ini.
“Mungkin karena kebanyakan pemudik lewat jalan tol jadi tidak macet. Kalau macet biasanya malah banyak yang mampir membeli,” tandasnya.
Saat libur Lebaran beberapa tahun lalu, Waluyo mengaku bisa mendapat penghasilan hingga mencapai Rp 5 juta. Saat ini, keuntungan telah menurun menjadi Rp 1 juta hingga Rp 3 juta.
Kendati demikian Waluyo tetap merasa bersyukur. “Alhamdulilah walaupun berkurang, pas hari Lebaran sampai hari ke empat toko sempat rampai,” ujarnya.
Cobek dan sapu ijuk menjadi oleh-oleh yang paling diburu wisatawan. Untuk cobek, Waluyo mematok harga Rp 40 ribu-Rp 50 ribuh. Sedangkan sapu ijuk dihargai Rp 20 ribu-Rp 30 ribu rupiah, tergantung kualitasnya. Dia tetap menerapkan harga normal di musim libur Lebaran.
Radar Jogja sempat menemui salah satu pembeli di toko milik Waluyo, Budi Luhur namanya. Bersama keluarga, dia menyempatkan diri membeli oleh-oleh khas Muntilan. “Ini sebenarnya lagi perjalanan pulang ke Jakarta, mampir beli cobek dan ulekan karena terkenal awet kualitasnya,” jelasnya. (cr16/laz/by)