PURWOREJO – Tingkat kunjungan masyarakat ke pasar tradisional terbesar di Purworejo, Pasar Baledono, belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Lebaran yang biasanya menjadi ajang untuk mendapat peningkatan pembelian, tidak naik secara signifikan.

Dibandingkan Lebaran tahun 2018, dalam kunjungan Lebaran tahun ini jauh lebih rendah. Pedagang tidak habis pikir dengan kejadian tersebut. Mereka meminta Pemkab Purworejo memberikan solusi tepat agar pasar bisa ramai seperti dulu.

Sepinya masyarakat untuk menyambangi pasar, menurut Mbah Narti, 64, karena pemerintah kabupaten tidak tegas. Pemkab dinilai melakukan pembiaran terhadap pedagang kaki lima yang cukup marak di sekitar Jalan Ahmad Yani maupun Terminal Kongsi.

“Pemerintah itu lembek, katanya mau meramaikan pasar, tapi nyatanya warga yang datang ya biasa-biasa saja,” kata Mbah Narti yang berjualan bumbu dapur di lantai 2 ini kemarin (16/6).

Dengan berjualan dengan jenis yang sama, pedagang kaki lima di Jalan Ahmad Yani maupun Terminal Kongsi relatif bisa memetik keuntungan. Warga tidak perlu repot parkir dan bisa langsung njujug ke pedagang.

Dari sekian pengunjung, Mbah Narti sempat menanyakan penyebab warga memilih tidak membeli di tempatnya. Alasannya karena untuk naik ke lantai 2 cukup berat. “Katanya dibandingkan pasar yang dulu, lantai 2 sekarang lebih tinggi. Jadi lebih cepat capai,”  katanya.

Pedagang lain yang enggan disebut namanya mengatakan, banyak di antara rekan pedagang Baledono yang memanfaatkan lapak di lantai 2 sebagai gudang. Sedangkan mereka berjualannya di Jalan Ahmad Yani ataupun Terminal Kongsi.

“Jadi lapak yang ada di Baledono ini ya tetap dibayar (retribusinya). Tapi mereka jualannya di pinggir jalan,” katanya. (bud/laz/er)