SOLO – Kabar rencana pembangunan jalan tol Jogja-Bawen maupun Jogja Solo belum mendorong spekulan tanah bergerak.
Dari penelusuran Radar Jogja, belum ada makelar yang bergerilya di wilayah terdampak pembangunan jalan tol. Sebut saja di Kecamatan Gamping dan Depok. Pun di Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman. Hingga saat ini belum ada makelar tanah yang datang untuk mencari informasi.
”Kami juga belum bisa menyampaikan lokasinya-lokasinya (titik perlintasan tol), karena memang dari pusat belum ada pemberitahuan apa-apa,” kata Kepala DPUPKP Sleman Sapto Winarno belum lama ini.
Berbeda dengan wilayah Klaten, Jawa Tengah. Kabarnya, spekulan sudah mulai gerilya untuk mengincar lahan-lahan terdampak proyek nasional ini. Meski mereka sifatnya baru mencari informasi.
“Kalau sudah dibeberkan lokasinya tentu akan memicu kenaikan harga tanah,” kata Kasubid Penagihan dan Pemungutan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Klaten Harjanto Hery Wibowo kepada Radar Solo (Jawa Pos Grup) belum lama ini.
Hery mengatakan, berdasarkan pemantauan yang dilakukannya belum ada transaksi penjualan harga tanah bagian dari dampak rencana jalan tol tersebut. Dia menduga karena belum ada kepastian lokasi yang akan dilintasi proyek strategis nasional tersebut. Maka itu saat ini masyarakat masih wait and see untuk menjual tanahnya.
“Karena informasi jalur yang akan dilintasi belum fix, sehingga takut untuk membeli. Dikhawatirkan mereka membeli tanah dengan melebihi harga yang seharusnya. Padahal tidak jadi dilintasi tol,” jelas Harjanto. (har/ren/bun/zam/by)