SLEMAN – Penerbangan balon udara liar semakin meresahkan. Balon liar itu bisa terbang hingga mencapai ketinggian jalur penerbangan pesawat. Pada ketinggian hingga 29.000 feet (8,8 kilometer).
Lanud Adisutjipto mengamankan dua balon udara liar yang jatuh. Salah satunya jatuh di zona militer Lanud Adisutjipto. Jaraknya 1,5 kilometer dari runway. Sangat membahayakan penerbangan.
“Untuk diketahui, di sekitar runway merupakan fase paling kritis, take off dan landing pesawat,” kata Kadis Ops Lanud Adisutjipto, Kolonel Pnb Feri Yunaldi, di Media Center Lanud Adisutjipto (17/6).
Balon udara tersebut terpantau di wilayah lanud pada Minggu (16/6), sekitar pukul 10.42 WIB. Personel TNI AU yang mengetahuinya langsung mengecek keberadaan balon tersebut.
Saat ditemukan, balon udara itu dalam posisi tersangkut pada ranting pohon di area lapangan golf Lanud Adisutjipto. Ukuran balon berdiameter dua meter, panjang 3,5 meter. Berbahan plastik warna lorek hijau, kuning, dan putih.
Feri menjelaskan, berdasarkan informasi saksi, balon terbang dari arah utara. Namun dia tidak mengetahui dari mana asal balon udara tersebut.
Pada waktu hampir bersamaan, petugas Air Traffic Control (ATC) Adisutjipto melaporkan ada satu balon udara di utara kompleks Lanud Adisutjipto. Balon tersebut ditemukan tersangkut di tiang listrik depan pos satpam Hotel Grand Quality. “Balon kedua berdiameter dua meter. Panjang 3,5 meter, berbahan plastik dan berwarna hitam,” jelas Feri.
Penerbangan balon udara liar bisa menutupi kokpit pesawat. ‘’Bisa masuk mesin pesawat yang menyebabkan mesin mati mendadak,” ujar Feri.
Sudah ada empat balon udara liar mendarat di DIJ. Pertama mendarat yaitu di Sendangadi, Mlati (12/6). Lalu di Lendah, Kulonprogo (16/6). Kemudian, di hari yang sama ditemukan di Sleman.
General Manager AirNav Indonesia Cabang Jogjakarta, Nono Sunariyadi menjelaskan, dari 5 Juni 2019 hingga 16 Juni 2019 sudah ada 25 laporan balon udara dari pilot. Menerbangkan balon sebenarnya tidak dilarang selama mengikuti Permenhub 40/2018 tentang Penggunaan Balon Udara pada Kegiatan Budaya Masyarakat.
“Ukuran balon 7×4 meter. Diterbangkan maksimal pada ketinggian 150 meter dengan ditambatkan pada tali minimal tiga tali dan balon udara berwarna mencolok,” jelas Nono.
Pihaknya kesulitan mengidentifikasi arah balon udara liar. Sebab tergantung arah angin. Jika balon udara mengarah ke utara, maka akan mengganggu penerbangan dari Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Jika mengarah ke selatan mengganggu penerbangan menuju Jogjakarta.
Pihaknya meminta petugas ATC meningkatkan kewaspadaan terhadap pergerakan balon udara liar. Pihaknya telah menyiapkan alternatif rute aman untuk penerbangan.
Sebelumnya, Balon udara liar mendarat di Pedukuhan Gegunung, Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah (16/6). Mendarat di pekarangan rumah Maryati, 35, pada pukul 12.00.
Kapolsek Lendah, AKP Sutarno mengatakan, tinggi balon tiga meter. Diameter 1,5 meter. Belum diketahui dari mana asalnya. (har/tom/iwa/er)