JOGJA – Teknik Industri adalah ilmu yang mempelajari proses industri baik dari sisi manajemen ataupun teknik. Program studi ini termasuk turunan dari teknik mesin. Namun, mahasiswa juga harus mempelajari disiplin lain seperti matematika, fisika, fisiologi, serta manajemen saintifik.
Teknik industri akan berfokus kepada perancangan, peningkatan, dan pemasangan sistem terintegrasi yang membutuhkan peran manusia, material, peralatan dan energi. Umumnya, teknik industri dibagi menjadi tiga bidang besar. Pertama, sistem manufaktur yang mempelajari peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem produksi.
Kedua manajemen industri, di mana para mahasiswa harus mempelajari manajemen keuangan, manajemen operasional, manajemen inovasi, perencanaan dan pengendalian produksi, dan ekonomi teknik. Ketiga sistem industri dan tekno ekonomi, seperti logistik, statistik, penelitian operasional, dan sistem basis data.
Ha serupa juga diterapkan pada Prodi Teknik Industri Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Jogja. Prodi Teknik Industri akan ditekankan pada industri yang melibatkan manusia, mesin dan material. Dimulai dari mempelajari perencanaan bahan baku, proses produksi sampai dengan proses pemasaran produk yang dihasilkan.
Selain itu, mahasiswa akan dibekali dengan manajemen perawatan mesin, penjadwalan produksi, serta mengatur pekerja. “Mengintegrasikan antara manusia, mesin, material dan informasi teknologi,” jelas Kepala Prodi Teknik Industri UST Emmy Nurhayati Rabu (19/6).
Emmy menjelaskan, Teknik Industri UST akan mencetak mahasiswa yang layak dan diterima user. Dengan membentuk mahasiswa yang kompeten, mampu berpikiran maju, inovatif, lebih baik di bidangnya, memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, serta memiliki rasa empati tinggi.
Di semester awal, mahasiswa akan dibekali mata kuliah pengantar teknik industri. Di mana mahasiswa akan memilih dari empat bidang yang akan diberikan. Yaitu penelitian operasional yang berhubungan dengan peningkatan produktivitas. Kemudian sistem manufaktur dan manajemen sistem yang berkaitan dengan manajemen bahan baku sampai dengan pemasaran.
Emmy menambahkan, ada pula Ergonomi, yakni mahasiswa akan merancang suatu produk yang ergonomis dan nyaman dipakai. “Output-nya mahasiswa akan menjadi profesional di bidang teknik industri, baik jasa dan manufacture. Serta ada pula yang menjadi wirausaha,” tambah Emmy.
Sampai saat ini Teknik Industri UST telah bekerjasama dengan beberapa pihak untuk memudahkan mahasiswanya dalam proses pembelajaran. Di antaranya Himpunan Industri Meubel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) yang akan membantu mahasiswa saat proses penelitian dan magang.
Selain itu, kerja sama dengan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) dengan membuat alat rehabilitasi dan alat bantu untuk membantu penyandang disabilitas. Produk yang dihasilkan mahasiswa sampai saat ini adalah Take a Bath for Disabled People (Tabford) alat bantu mandi bagi penyandang disabilitas.
Ada pula Cerebral Palsy Hand Automatic Theraphy (Chat) alat rehabilitasi bagi penderita Cerebral Palsy, serta Rindik Stroke Rehabilitation (Riset) alat rehabilitasi bagi penderita stroke. Riset memiliki konsep solusi inovasi alat rehabilitasi bagi pasien stroke dengan memadukan kebudayaan lokal, yaitu alat musik Rindik khas Bali.
“Inovasi ini dapat merehabilitasi pasien stroke untuk melatih kemampuan gerak (motorik) dan kemampuan mengingat (memorik),” ungkap Emmy.
Ia berharap, mahasiswa teknik industri mampu mengimplementasikan setiap mata kuliah yang telah dipelajari. Baik dari teori maupun saat terjun langsung di lapangan. “Minimal saat dia tidak bisa mendapat pekerjaan, diharapkan mahasiswa inilah yang akan menciptakan pekerjaan,” ucapnya. (cr7/laz/er)