BANTUL – Tongkat estafet dunia perdalangan terus berjalan. Seiring dengan intensnya pembinaan dalang cilik. Seperti Festival Dalang Anak dan Remaja yang digelar Dinas Kebudayaan (Disbud) Bantul di Pendapa Panjangmas, Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta.

Kabid Sejarah Bahasa dan Sastra Disbud Bantul Dahrono mengatakan, festival digelar sejak Rabu (19/6). Pesertanya siswa sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) dan remaja.

”Yang siswa ada sembilan peserta. Yang remaja diikuti 10 peserta,” jelas Dahroni di sela festival Kamis (20/6).

Dahroni melihat, kemampuan peserta dalang cilik menggembirakan. Seorang peserta yang masih duduk di bangku kelas II SD mampu membawakan lakon berat. Seperti buto dan werkudoro.

”Setiap peserta diberikan waktu 35 menit,” sebutnya.

Dahroni menuturkan, masyarakat Bantul memiliki antusiasme yang tinggi terhadap kesenian wayang kulit. Dari itu, Disbud juga menggelar pentas wayang kulit 16 kali tahun ini.

”Anggarannya dari danais (dana keistimewan),” ujarnya.

Cavin Maulana Aryanto menjadi salah satu peserta dalang remaja yang tampil. Dia membawakan lakon prabu boko.

Baginya, dunia wayang kulit bukan hal baru. Dia telah lama menggelutinya.

”Sejak kecil sering diajak menonton wayang,” katanya.

Siswa kelas II SMK Negeri 1 Kasihan ini mengaku sudah mempersiapkan lomba selama satu bulan. “Sudah persiapan lama, sekarang sudah tidak ada kendala lagi untuk tampil”, tuturnya. (cr16/zam/zl)