SLEMAN – Polda DIY menggelar kegiatan bakti sosial di bidang kesehatan. Sebanyak 17 pasien penderita bibir sumbing, yang berasal dari seluruh wilayah DIY, menjalani operasi secara gratis mulai hari Jumat (14/6) di RS Bhayangkara, Kalasan, Sleman.
Salah seorang warga Parangtritis, Bantul, Angga Susilowati, 25, mengaku bersyukur putra pertamanya yaitu Nugroho Setiawan, bisa dioperasi secara gratis. Sebelumnya, putranya yang baru berusia empat tahun itu sudah dua kali dioperasi yaitu saat usia empat bulan dan saat usia dua tahun akibat menderita labio palato yaitu keadaan bibir atau langit gusi terdapat celah (sumbing). “Bersyukur sekali bisa dapat operasi gratis ini,” kata Angga saat ditemui di RS Bhayangkara Kamis (17/6).
Ibu satu satu anak ini mengatakan mengetahui ada program tersebut lewat media sosial facebook. Lalu dia mencoba mendaftar. “Waktu dicek semua bisa dan sehari setelahnya langsung dilakukan operasi,” ungkapnya.
Angga menjelaskan, sebelum dioperasi, putranya sering mengalami penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Paling tidak sebulan dua kali terkena ISPA. “Karena masih ada celah, jadi kalau makan juga sering keluar dari mulut, jadi sering ISPA,” bebernya.
Bukan hanya penyakit, dengan kondisi mulut yang tidak sempurna itu, anaknya juga sering mendapatkan ejekan dari teman sebaya. Sehingga saat ini dia bersyukur anaknya tidak lagi menjadi korban perundungan.
“Menambah motivasi anak saya menjadi lebih kuat dan semangat saat kumpul dengan teman, bisa lancar ngomong juga, jadi gak di-bully lagi,” tuturnya.
Lebih lanjut, kegiatan yang digelar oleh Polda DIY ini merupakan salah satu kegiatan untuk menyambut HUT Bhayangkara ke-73 yang akan diselenggarakan pada 1 Juli 2019 mendatang. Sasarannya adalah untuk keluarga kurang mampu.
“Jadi kami bekerjasama dengan RS Bhayangkara dan Ikatan dokter ahli bedah mulut Indonesia untuk memberikan bantuan bagi masyarakat yang kurang mampu,” kata Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri.
Jenderal bintang dua itu menjelaskan operasi untuk menyembuhkan penderita bibir sumbing ini tidak hanya dilakukan satu kali. Dari informasi yang dia dapat, setidaknya butuh tiga hingga empat kali operasi dan biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Sehingga dia berharap kegiatan semacam ini bisa dilakukan lagi.
“Mudah-mudahan dengan bakti sosial ini bisa meringankan beban masyarakat. Yang putra putrinya ada kelainan bibir sumbing bisa dioperasi dengan hasil yang baik,” katanya. (har/pra/zl)