SLEMAN – Jembatan penghubung Dusun Grogol, Maguwoharjo, Depok dengan Dusun Sambisari, Purwomartani, Kalasan rusak parah. Jembatan dengan lebar tidak lebih dari tiga meter dengan ketinggian sekitar lima meter dari dasar Kali Kuning banyak lubangnya.
Diameter lubang pada jembatan dengan panjang sekitar 15 meter itu mulai sekitar lima sentimeter hingga sekitar 15 sentimeter. Kondisi tersebut sangat membahayakan pengendara yang melintas.
Salah seorang warga Sambisari, Slamet, mengatakan kondisi tersebut sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Warga juga sering melakukan perbaikan. Mulai mengecor lantai jembatan dan mengganti kayu penyangga yang terlepas.
“Tapi selang beberapa hari sudah hancur lagi. Apalagi jika ada mobil yang melintas,” kata Slamet Senin (24/6).
Dia mengatakan, selain berupaya memperbaiki jembatan secara swadaya, warga juga mengajukan proposal ke instansi terkait. Namun belum ada tindak lanjut.
Oleh karenanya, dalam kurun waktu beberapa tahun ini pihaknya menutup sebagian akses jembatan. Hanya kendaraan roda dua saja yang bisa melintas. “Itu pun kalau melintas harus hati-hati,” kata Slamet.
Dia menceritakan, lubang tersebut sering memakan korban. Roda kendaraan selip dan pengendara terjatuh. “Biasanya yang belum tahu medan, sehingga saat melintas terjerembab ke lubang. Tapi tidak parah, hanya lecet,” ungkapnya.
Jembatan tersebut dibangun setelah Erupsi Merapi 2010. Mempermudah akses dan memperpendek jarak. Jika tidak ada jembatan tersebut, warga harus memutar sekitar dua kilometer.
Kabid Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman, Achmad Subhan menjelaskan, pemeliharaan jalan maupun jembatan tetap berjalan. Hanya saja untuk perawatan yang mencakup keseluruhan bagian jembatan diperlukan biaya yang tidak sedikit.
Pada 2019 ini, pihaknya bakal membongkar dan membangun kembali empat jembatan. Dana yang disiapkan Rp 18,8 miliar. Dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Keempat jembatan yang akan dibangun adalah Jembatan Diro (Minggir), Jembatan Kembangan (Moyudan), Jembatan Kenayan II (Ngemplak), dan Jembatan Grembyangan (Prambanan). “Prosesnya segera lelang,” kata Subhan. (har/iwa/zl)