SLEMAN – Bulan Juli menjadi bulan terberat PSS Sleman. Bagaimana tidak, Bagus Nirwanto harus bertanding tujuh kali. Bahkan ada pertandingan yang hanya jeda empat hari saja.

Protes yang dilayangkan PSS Sleman kepada PT Liga Indonesia Baru selaku penyelenggara liga hanya berdampak pada satu laga yang dimajukan sehari. Di antaranya Jadwal kontra Madura United diundur ke 31 Juli. Kontra Barito Putera yang awalnya 29 Juli dimajukan 27 Juli.

Pelatih PSS Sleman  Seto Nurdiyantara mengaku dirugikan dengan jadwal ini. “Tidak ideal. Idealnya seminggu biar bisa maksimal,” jelasnya.

Sayangnya, pihak manajemen tidak akan melayangkan protes lagi. Sebab, menurut CEO PT PSS Viola Kurniawati hampir mustahil mengubah lagi jadwal yang sudah ditetapkan mengingat banyak kepentingan yang harus diakomodasi. “Percuma. Ini sudah koordinasi juga dengan LIB,” jelasnya.

Sekalipun merasa dirugikan, Seto tetap berusaha mengantisipasi jadwal padat yang akan mereka hadapi. Mungkin kalau tim dengan kedalaman skuad yang bagus tidak begitu masalah.”Ya ini kita coba mudah-mudahan sama,” jelas Seto.

Beberapa hal yang perlu diantisipasi yakni mengenai stamina pemain dan kemungkinan cedera. Jika pemain utama menghadapi kedua masalah ini, nasib PSS Sleman akan ditentukan para pemain pelapis. Mereka yang sering berfungsi sebagai penghangat bangku cadangan berkesempatan menunjukkan keahlian mereka.

Salah satu yang masih minim tampil di lapangan yakni Rudi Widodo, striker senior jebolan Persija Jakarta. Menurut Seto, selama ini Rudi belum banyak dimainkan karena belum menunjukkan progress yang baik saat latihan. Jika  Yevhen Bokhashvili maupun Kushedya Hari Yudo terkendala masalah, nasib ujung tombak disandarkan padanya.

Selain itu, ada pula bek kiri Junius Bate yang belum sekalipun masuk line-up. Ia didatangkan dari Bali United untuk melapisi Derry Rachman Noor. Mengingat Irsan Lestaluhu yang kini memperkuat tim junior U-20, tentu kansnya merumput menjadi lebih besar.(cr10/din/by)