JOGJA – Progres rencana pembangunan jalan tol di wilayah DIJ masih stagnan. Pemprov dan pemerintah pusat masih belum bersepakat perihal titik-titik yang dijadikan trase tol. Termasuk di antaranya trase yang menghubungkan tol Bawen-Jogja dan Jogja-Solo.
”Pemprov akan menolak jika ada tol di atas ring road demi menyambung tol Bawean-Jogja,” tegas Sekprov DIJ Gatot Saptadi Kamis (27/6).
Yang dimaksud Gatot adalah pembangunan jalan di atas Ring Road Utara. Sebab, sempat beredar kabar bahwa tol Bawean-Jogja dan Jogja-Solo bakal terhubung melalui ring road.
Menurutnya, pemprov sebenarnya telah memberikan beberapa opsi titik yang dijadikan trase tol. Pun dengan exit tol Jogja-Solo. Bahkan, pemprov telah menyerahkan beberapa rekomendasi itu kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat rapat koordinasi pada bulan Mei.
”Yang diperhatikan kawasan BCB (benda cagar budaya) dan juga harus meminimalisasi pembebasan lahan,” ucapnya.
Di antara rekomendasi itu adalah exit tol Jogja-Solo melalui Berbah, Sleman. Atau melalui Maguwoharjo, Sleman. Exit tol Maguwoharjo tersambung ke arah rumah sakit paru-paru di wilayah Kalasan, Sleman, lalu Cangkringan.
”Kami kan hanya memberi opsi. Tinggal nanti pusat akan mengambil keputusan,” katanya.
Disinggung tawaran exit tol yang masuk ke ruas ring road timur, Gatot mengaku tidak masalah. Sebab, pemerintah akan melakukan peningkatan kapasitas jalan ring road.
Gubernur DIJ Hamengku Buwono X mengaku belum mengetahui trase tol di wilayah DIJ. Yang pasti, tol Jogja-Solo bakal melewati Manisrenggo, Klaten. Itu untuk meminimalisasi pembangunan tol melalui kawasan cagar budaya. (bhn/zam/rg)