KULONPROGO – Aksi teror juga terjadi di Kulonprogo. Dua orang tak dikenal menembak pos polisi lalu lintas Siluwok di Desa Tawangsari, Pengasih, Kulonprogo sekitar pukul 04.00 Kamis pagi (4/7). Pelaku yang berboncengan mengendarai sepeda motor menggunakan airgun. Menyusul temuan sebuah gotri di sekitar lokasi kejadian. Persisnya sekitar enam meter barat pos polisi yang terletak di Jalan Jogja-Purworejo Km 35 itu.

”(Gotri) tidak tembus, tapi terpental keluar,” kata Kapolres Kulonprogo AKBP Anggara Nasution saat melihat olah tempat kejadian perkara (TKP).

Kendati begitu, kaca pos polisi berlubang. Diameternya lebih besar dibanding peluru. Itu akibat tekanan peluru airgun lebih besar.

”Berat pelurunya mungkin tidak sampai satu gram,” ucap Kapolres sembari memperhatikan serpihan kaca pos polisi.

Hingga Kamis petang, Polres Kulonprogo masih mendalami motif aksi penembakan itu. Dengan memeriksa beberapa saksi dan circuit closed television (CCTV). Itu untuk memastikan apakah iseng atau teror.

”Suaranya plag! Ada dua orang berboncengan naik sepeda motor, tapi langsung bablas,” tutur Marsono, saksi mata menceritakan kronologi aksi penembakan.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang ojek tersebut saat insiden sedang menunggu penumpang di depan pos polisi. Menurutnya, kedua pelaku sebelum menjalankan aksinya melaju dari arah Purworejo. Lalu, kedua pelaku yang berboncengan mengendarai sepeda motor itu berbalik arah di Jembatan Siluwok. Lantas mendekat ke pos polisi.

”Mereka tidak berhenti (saat menembak, Red). Lalu, mereka bablas,” tuturnya.

Seingatnya, pengendara bertubuh kecil dan memakai jaket. Juga tidak menggunakan helm.

”(Kendaraannya) seperti sepeda motor cowok,” ujarnya.

Berbeda dengan Polda Jawa Tengah. Polda DIJ serius menangani aksi penembakan. Dirreskrimum Polda DIJ Kombes Pol Hadi Utomo menegaskan, Polda DIJ bekerja sama dengan Polda Jawa Tengah dan Densus 88. Meski, dampak fisik aksi penembakan hanya berupa berlubangnya kaca pos polisi lalu lintas. Sebab, aksi penembakan itu tak berselang lama setelah aksi pelemparan bom molotov di rumah dinas ketua DPRD Magelang Kota dan kantor Unit Laka Satlantas Polresta Magelang. Di sisi lain, aksi itu mengganggu ketertiban dan menyebarkan teror.

”Untuk Magelang yang lebih kompeten menjelaskan jajaran Polresta Magelang,” jelas Hadi Utomo di Mapolsek Pengasih Kamis sore.

Hadi Utomo menduga pelaku menggunakan airgun. Hanya, pelaku telah mengganti pelurunya dengan gotri. Dari itu, Polda DIJ bakal menggandeng Persatuan Penembak Indonesia untuk menganalisa dampak tembakan airgun.

”Untuk mengungkap pelaku ada saksi dan alat yang kami pakai. Ada juga CCTV,” tambahnya. (zam/yog/rg)